Tuesday 26 November 2013

Si Pembajak Kecil Yang Terabaikan..

Tak kenal maka tak sayang, rasanya benar juga. Awal pertama kali menanam di pekarangan kecil kami, tidak pernah sedikitpun terfikirkan tentang makluk kecil yang bernama cacing tanah. 
Pada Pertengahan tahun 2012, kami (saya dan istri) mengikuti kursus bercocok tanam organik, dan tujuan utama kami adalah untuk menambah ilmu tentang menanam khususnya secara organik. Dalam proses kursus, meskipun menurut kami agak mengecewakan, tapi masih ada sedikit ilmu yang kami serap, terutama manfaat cacing tanah untuk tanaman. Kebetulan tempat kami kursus memelihara cacing tanah untuk percontohan, beberapa minggu setelah kursus kami mencoba menghubungi tempat kami kursus hanya untuk meminta cacing tanah, dan akhirnya karena kebaikan hati mereka, kami pulang dengan oleh-oleh cacing hidup.
Karena belum paham, kami mencoba memelihara di tanah yang sudah kami gali dan kami isi pupuk kandang, harapan kami semoga cacing-cacing kami dapat beranak pinak dan menghasilkan kotoran yang dapat kami ambil manfaatnya untuk tanaman kami. Mungkin karena jarang kami rawat dan salah dalam penempatan, saat kami ingin melihat perkembangannya, ternyata cacing kami telah hilang entah kemana. 

Beginilah kami memelihara cacing, yang akhirnya lenyap.
Rupanya kami masih beruntung, karena lenyapnya cacing bukan karena predator. Saat kami mengisi polibag dan pot dengan pupuk kandang yang kami timbun di sebelah kami memalihara cacing, kami dapati banyak cacing. Ternyata selama ini cacing yang kami pelihara hanya bermigrasi ke tempat yang bisa membuat mereka merasa damai he.... Seiring waktu yang terus berjalan, dan cacing kami pun telah beranak pinak.
Hari berganti... kami tak mengira sayuran kami tumbuh sangat subur, meskipun hanya di pot yang berukuran kecil. Dari berbagai tanaman sayur yang tumbuh subur, ada satu tanaman yang sepertinya membuat seolah-olah mata saya selalu tertuju padanya, dan itu adalah loncang atau nama lainnya daun bawang. Jujur saja baru kali ini menanam loncang bisa tumbuh sangat subur. Selama saya menanam loncang, yang sering terjadi adalah mati, kalaupun hidup tidak bisa maksimal, hanya kurus-kurus, mungkin seperti saya wkkwkk..... Saya bahkan sering berfikir, apakah menanam loncang sesusah ini ?

Inilah loncang yang membuatku penasaran.
Rasa penasaran mulai sering menghinggapi pikiranku, dan yang menjadi pertanyaan "apa yang membuat loncang bisa tumbuh subur " ? Mungkin jawaban itu telah terpecahkan, dan tentu karena ada bukti kuat yang menunjukkan pada jawaban itu, tentunya itu menurut pendapat saya pribadi. Dari beberapa kali menanam, antara yang gagal, kurus dan yang berhasil ini, perbedaan yang terlihat adalah pada tanahnya. Loncang subur yang berhasil saya tanam ternyata dipenuhi kotoran cacing yang bentuknya seperti pelet kecil-kecil.

Tanah pada tanaman loncang yang banyak kotoran cacing.
Jika dulu menanam loncang adalah sesuatu yang susah, berbeda untuk sekarang, "mudah" itu kata-kata yang pas. Dari pengalaman itulah, saya menanam beberapa pohon lagi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.  Dan hasilnya, semua terlihat menggiurkan...

Dan semuanya bisa tumbuh subur.

Tentu yang patut diberi penghargaan adalah Si Pembajak Kecil Yang Terabaikan, berkat jasanya tanah menjadi gembur dan banyak nutrisi sehingga tanaman menjadi subur. Dan sampai saat ini, cacing tanah adalah salah satu makluk hidup yang kami cintai. Saat kami mengolah tanah, kami akan sangat hati-hati, kami tidak ingin melukai cacing kecil kami. Meskipun kami memelihara banyak ikan, tapi pamali bagi kami untuk menyerahkan nyawa cacing tanah kami hanya untuk ikan kami.

Di bawah pot tempat kami menanam, ada banyak cacing tanah.
Setelah kami mengenal dan mengerti, tentu cara menanam kami sedikit ada perubahan, di dalam setiap pot atau polibag tempat kami menanam, kami pastikan ada cacing tanah di dalamnya. Berkat jasanya menggemburkan tanah saya memberi julukan Si Pembajak Kecil, o iya kotoran cacing biasanya disebut kascing.

Terlihat banyak kotoran cacing tanah di sekitar pot.

Pot kecil yang dipenuhi dengan kotoran cacing tanah.


Mulai saat ini, jangan sia-siakan cacing tanah di sekitar kita, jangan lihat betapa menjijikkan tubuhnya, tapi lihatlah betapa dia sangat berjasa untuk kehidupan kita... Untuk Si Pembajak Kecil... terimakasih atas jasamu....

9 comments:

  1. Salam Kenal,
    Setelah membaca artikel tentang "Si Pembajak Kecil Yang Terabaikan.." diatas. Betapa telah membuka hati kita. Makhluk hidup seperti cacing tanah yang kita anggap kotor ini begitu bermanfaat untuk tanah dan menyuburkan tanaman yg kita makan.

    Saya meresapi beberapa artikel Anda dan sangat bermanfaat. Sekalipun di tempat sederhana, namun semangat dan kesederhanaan Anda memberi inspirasi buat Pembaca agar pantang menyerah.

    Semoga semakin banyak tulisan-tulisan lainnya untuk Kami. Semoga pula banyak yg berhasil dari ide dan tulisan-tulisan ini.

    Hormat
    ttd
    Pengasuh Anak Cinta Lingkungan (ACIL)

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Salam kenal juga Bangooyi...
      Terimakasih atas dukungan dan pujiannya, jujur saya merasa tersanjung.

      Saya juga benar-benar senang, Bangooyi berkenan membaca artikel artikel sederhana dari pengalaman yang saya tulis.
      Menjadi sebuah kebahagiaan dan kebanggan bahwa artikel saya bisa memberi manfaat, dan tentunya menjadi kebahagiaan kita bersama bila kita sebagai manusia dapat hidup berdampingan bersama hewan dan tumbuhan dalam satu keselarasan.

      Jujur, saya juga merasa bersyukur, bahagia dan terharu, bahwa masih ada orang seperti Bangooyi dan Pengasuh Pengasuh lain, yang peduli untuk mengajarkan kecintaan terhadap lingkungan kepada anak-anak.

      Mari bersama-sama dengan cara kita masing-masing saling mendukung dan memberi semangat untuk membangun kepedulian dan kecintaan terhadap alam sekitar kita.

      Salam dan hormat kami Keluarga "wana-wana" untuk Pengasuh dan Anak Anak Cinta Lingkungan.

      Delete
  3. Sama-sama Pak Nanang,
    Salam dari Bapak se-Keluarga "wana-wana" akan saya sampaikan ke Pengasuh dan Anak-anak ACIL.
    Dongeng tentang "Si Pembajak Kecil Yang Terabaikan.." ini akan saya ceritakan ke Anak-anak di pertemuan berikutnya.

    Kami dan ACIL ingin sekali belajar Akuaponik. Mohon bimbingannya Pak.

    Berkenan mengunjungi Gubuk kami dengan cerita kecil mereka...
    http://acil.esy.es/
    http://acil.esy.es/daftar-isi.html

    Hormat Kami

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Bangooyi...
      Rasanya sebuah ide yang sangat baik, menjadikan cacing dan binatang lain sebagai dongeng... mungkin dengan cara sepeti itu anak-anak akan lebih mudah mengingat akan kebaikan mereka, sehingga mau untuk melestarikannya.

      Untuk akuaponik, pasti saya bantu sesuai kemampuan yang saya miliki..
      Terimakasih sudah memberikan link.. saya pasti akan berkunjung.

      Terimakasih.

      Delete
  4. thanks infonya, izin copy dikit untuk artikel yang saya buat

    ReplyDelete
  5. Salam kenal kagem Mas Nanang, saya suka dan sedang belajar dari masukan tentang aquaponiknya Mas, moga tidak keberatan klo bisa ngasah ilmunya ya! Suwun

    ReplyDelete
  6. Salam kenal juga Mas Sutriono Gito...

    Terimakasih Mas, keberatan tentu saja tidak Mas, kita bisa sama-sama belajar, karena semua tidak ada yang pasti hehe...

    Terimakasih

    ReplyDelete