Wednesday 30 July 2014

Murbei Si "Anggur Mini"

Masih ingat betul saat seorang teman menanyakan apakah saya punya pohon murbei, pertanyaan itu muncul karena beliau tahu, bahwa saya hobi menanam. Sesaat setelah pertanyaan itu, pikiran saya melayang di masa kecil, tepatnya saat masih sekolah di taman kanak-kanak. Sepulang sekolah,  saya dan beberapa teman sering memanjat pohon murbei yang entah siapa pemiliknya. Buah yang sudah berwarna hitam yang menandakan sudah matang akan menjadi incaran, meskipun hanya kecil, tapi rasa manis dan segar dari buah murbei, bisa membuat kita ketagihan. 

Pertanyaan dari seorang teman tentang pohon murbei yang membawa pikiran saya kembali masa kanak-kanak, membuat saya berkeinginan menanam pohon tersebut di pekarangan rumah. Waktu itu, tepatnya tanggal 29 Juli 2012, saya dan teman-teman bermain ke tempat eyang di Kaliurang, dan seperti biasa, setiapkali bermain di sana, saya akan selalu menyempatkan diri bermain di hutan, atau di jurang, karena tempat tersebut adalah tempat paling spesial bagi saya. Secara tidak sengaja, saat akan memasuki hutan, terlihat beberapa pohon murbei yang kebetulan sedang berbuah meskipun tidak terlalu banyak, tanpa pikir panjang siapa pemiliknya, langsung kami serbu sampai habis bahkan buah yang belum matangpun ikut disantap. Sesaat setelah menyantap buah tersebut, teringat keinginan untuk menanam pohon tersebut di pekarangan rumah. Dan setelah kami puas bermain di hutan, saat pulang kami melewati tempat di mana pohon murbei tadi berada, kemudian saya memotong beberapa tangkai untuk ditanam di pekarangan rumah. 



Inilah cikal bakal tanaman murbei di rumah (foto 29 Juli 2012)


Saat menanam, saya tidak tahu apakah di tempat saya tinggal dapat berbuah, karena iklimnya lebih panas. Setelah beberapa minggu, terlihat tanaman mulai tumbuh dengan baik, setiap hari bersama tanaman yang lain kami rawat. Harapan untuk melihat dan menikmati buahnya, rasanya tidak akan terwujud, karena setelah sekian bulan tanaman tumbuh begitu subur, tapi tidak terlihat tanda tanda akan berbuah.  

Suatu hari, seperti biasa saya sering melakukan pemangkasan ranting pohon di sekitar pekarangan supaya tidak terlalu lebat, tentu tidak ketinggalan pohon murbei, karena sudah tumbuh begitu lebat. Tak pernah saya duga, beberapa hari setelah pemangkasan, di sekitar tangkai yang kami potong, muncul tunas tunas baru dan yang lebih menggembirakan, pada tunas tersebut muncul bunga murbei. Perasaan senang memang muncul, tapi yang menjadi pertanyaan, apakah bunga bunga tersebut bisa menjadi buah ?.  Setelah beberapa hari, akhirnya terjawab, bunga pun berubah menjadi buah, hari demi hari sabar menunggu, hingga akhirnya saya dan istri bisa menikmati buah murbei perdana he...



Meskipun kecil, tapi sangat nikmat.


Saat kemunculan buah murbei perdana, saya belum menyadari bahwa murbei tersebut dapat berbuah karena pemangkasan yang saya lakukan. Setelah buah perdana habis, buah berikutnya tidak pernah muncul lagi, hingga suatu saat pemangkasan dilakukan lagi. Dan ternyata...., beberapa hari setelah pemangkasan, seperti sebelumnya, muncul tunas baru dan akhirnya bermunculan bunga murbei. Dan pada akhirnya, saya baru menyadari, pohon murbei akan berbuah setelah saya melakukan pemangkasan. Bagi saya, ini sebuah pengalaman yang sangat berharga. Mungkin dihabitat yang cocok untuk pertumbuhannya, murbei akan berbuah tanpa pemangkasan, tapi ditempat saya, yang mungkin kurang cocok, pohon murbei bisa berbuah jika ranting kita pangkas. 



Setelah pemangkasan pasti berbunga.



Karena bentuk dan rasanya, "anggur mini" saya menyebutnya.


O iya... alasan saya menanam pohon murbei memang karena kenangan di masa kecil, tapi setelah banyak membaca, ternyata baik daun dan buahnya memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Untuk daun murbei, saya dan istri pernah menyeduhnya sebagai teh, dan rasanya.....hmmmm... memang enak. Dan satu lagi informasi, ternyata ikan nila dan grasskap sangat suka daun murbei.. lumayan bisa mengurangi biaya pakan ikan...he...


Mari menanam "anggur mini" kawan...