Dari pengalaman ber-aquaponik, peran cacing cukup besar khususnya dalam mensuplai nutrisi bagi tanaman, akan tetapi, pakan yang tersedia bagi cacing sangat terbatas, sementara cacing akan terus berkembang biak. Pakan cacing di akuaponik, selama ini berasal dari kotoran ikan dan sisa pakan yang terbawa air sampai ke media tanam, itupun jika sistem yang digunakan tidak memakai filter, yang salah satu bagiannya adalah pengendapan. Jika sistem yang dibangun menerapkan pengendapan, tentu pakan bagi cacing akan semakin sedikit, tetapi jika tidak diterapkan, media tanam akan cepat sekali penuh dengan kotoran ikan dan sisa pakan.
Menambahkan pakan bagi cacing seperti dedaunan di atas media tanam secara terus menerus mungkin kurang baik, perlu cara supaya penambahan pakan bagi cacing tidak menimbulkan dampak negatif bagi sistem khususnya tanaman. Dan salah satu cara yang dicoba adalah menyiapkan wadah khusus bagi cacing, dan pakan dari dedaunan dapat secara langsung dimasukkan ke dalam wadah tersebut, dan nantinya, di dalam wadah tersebut akan terjadi proses pengkomposan yang dilakukan oleh cacing atau disebut juga vermicomposting. Supaya hasil dari pengkomposan tersebut dapat dinikmati oleh tanaman, maka wadah tersebut dihubungkan dengan sistem akuaponik secara langsung sehingga menjadi satu-kesatuan sistem.
Untuk menggabungkan wadah vermicomposting dalam akuaponik memang tidak mudah, hal tersebut karena cacing tidak mau tinggal jika wadah tersebut tergenang air secara terus menerus, atau wadah yang kondisinya kering. Dari pengalaman ber-akuaponik selama ini, tentu ada banyak pengalaman tentang kondisi lingkungan yang membuat cacing betah untuk tinggal. Dari pengalaman itulah saya mencoba membuat wadah vermicomposting yang bisa terhubung langsung dengan akuaponik, memang tidak sempurna, akan tetapi semua terus berproses sehingga nanti akan diperoleh banyak pengalaman, dan didapat desain wadah yang semakin baik.
Untuk membangun aquaponik & vermicomposting ini, saya gunakan kolam fiber, hal ini karena memang kolam tersebut selalu saya gunakan untuk percobaan-percobaan kecil, jadi akan selalu mengalami perubahan, berbeda dengan aquaponik ibc, sistemnya sudah berjalan sangat baik dan matang.
Dan desain wadah untuk vermicomposting adalah seperti gambar di bawah ini.
Wadah cacing |
Pada wadah untuk vermicomposting, air yang menggenang hanya sekitar 10 cm dan diisi dengan bebatuan. Adapun fungsi dari bebatuan antara lain sebagai ruang bagi cacing jika sewaktu-waktu ada predator, selain itu juga sebagi penopang sampah dedaunan sehingga tidak menutup celah/sayatan dan air dapat lancar mengalir. Air dari biofilter akan mengalir tanpa henti jadi wadah akan selalu dalam keadaan basah, selain itu dedaunan juga akan cepat membusuk dan cacing bisa dengan mudah memakannya.
Dan satu hal yang menjadi tujuan dengan menyediakan wadah khusus vermicomposting dalam aquaponik, supaya sisa sayuran di dapur yang tidak dimasak (dibuang), dapat dimanfaatkan untuk pakan cacing dan kotoran cacing tersebut akhirnya berfungsi untuk menyuburkan sayuran di aquaponik.
Dan mulai pertengahan bulan Juni 2015, proses pengerjaan "kolaborasi aquaponik dan vermicomposting " dimulai he..
Proses pengecatan talang selesai. |
Menggunakan bell siphon mini. |
Media tanam arang kayu |
Semoga sesuai harapan he... |
Perkembangan tanaman
7 Juli 2015
Sehari setelah pengisian media arang kayu, masing masing talang langsung saya tebar biji sayuran (3 jenis sawi berbeda pada talangyang berbeda dan 1 talang ditebar biji selada) dan karena biji-biji tersebut sudah kadaluarsa, maka saya sebar merata dalam jumlah banyak, karena mungkin sudah tidak tumbuh. Selang 2 hari ternyaya biji tersebut tumbuh, namun ada 1 talang yang sama sekali tidak tumbuh he..
Sayuran umur 8 hari. |
Usia 2 minggu. |
22 Juli 2015
Menanam memang membutuhkan kesabaran, tidak serta merta semua langsung "terjadi" dalam waktu yang singkat. Mengamati dan berusaha mengecek sistem untuk mengantisipasi jika ada hal-hal yang kurang beres adalah hal yang harus dilakukan setiap hari, tepatnya pagi sebelum berangkat kerja dan sore sepulang kerja sambil memberi makan ikan bersama anak tercinta he.. Sebuah rutinitas yang memang mengasyikkan, apalagi jika melihat perkembangan tanaman yang tumbuh subur.
Sejak dibangun, memang ada beberapa kendala yang terjadi, antara lain pada vermicomposting, pengairan dan bell siphon.
Pada wadah vermicomposting memang banyak sampah, jadi wajar jika sering terjadi genangan air, yang kita lakukan setiap pagi atau sore adalah memastikan tidak terjadi genangan akibat kotoran yang menghalangi sayatan-sayatan pada pipa dengan cara memutar pipa tersebut. Akan tetapi, meskipun ada genangan air ternyata cacing masih tetap nyaman di dalamnya he... Tapi, kedepan dengan pengalaman ini, semoga bisa mendapatkan desain yang lebih bagus lagi.
Untuk pengairan terutama pada pipa yang masuk ke talang, sengaja tidak dipasang kran, sehingga untuk tiap-tiap kran tidak mendapatkan aliran yang merata, imbasnya tentu pada kinerja bell siphon. Untuk talang ke-4 yang ditanami selada yang paling banyak bermasalah, bell siphon sering sekali tidak bekerja, akibatnya air sering menggenang, tentu saja tanaman yang akan menjadi korban.
Untuk talang ke-2 yang benihnya tidak tumbuh, kali ini saya tanam jembak atau nama lainnya selada air, maaf kalo salah, meskipun baru pertama kali menanam, semoga bisa tumbuh subur.. amin... he...
Ada beberapa daun yang mulai menguning (talang 1). |
Jembak yang mulai menggeliat (talang 2) |
Beberapa juga terlihat menguning (talang 3) |
Selada yang pertumbuhannya memprihatinkan korban bell siphon sering ngadat (talang 4). |
Terpaksa bell siphon talang ke-4 dicopot jadilan DFT he... |
Semoga semua bisa tumbuh subur he... |
28 Juli 2015
Mengamati setiap hari sistem aquaponik yang kita bangun seperti tak pernah bosan-bosan karena selalu ada perubahan entah itu baik atau buruk.
Sebelumnya talang ke-4 yang ditanami selada mengalami masalah yang mengakibatkan tanaman merana, daun selada memutih dan akhirnya kami memutuskan untuk tidak menggunakan siphon lagi. Kini setelah satu minggu perubahan itu terjadi, daun muda yang muncul berwarna hijau, bahkan dalam perkembangan tidak terjadi perubahan, daun tetap berwarna hijau, dan itu artinya masalah telah kami selesaikan denga tepat, semoga...
Terlihat perubahan pada daun slada. |
Tanaman cabe yang kami tanam di pralon, tidak ada tanda-tanda daun mengalami kekurangan unsur hara, warna daun tetap hijau tua. Kini beberapa tanaman cabe mulai menunjukkan tanda-tanda akan berbunga, kami penasaran akankah buah-buah cabe dapat bermunculan sesuai harapan kami..?
Salah satu tanaman cabe. |
Penampakan dari atas. |
Berbagai sudut coba kami dokumentasikan, karena memang terkadang ada hal-hal tak terduga yang bisa dipelajari dan salah satunya adalah jarak tanam yang ternyata baru disadari setelah melihat dokumentasi tersebut. Jarak antar talang ternyata memang terlalu dekat, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman jembak yang ditanam tidak bersamaan dengan sawi dan selada. Tanaman jembak akan berusaha menjangkau sinar yang terhalang oleh tanaman sawi, tentu saja hal tersebut dapat mengakibatkan tanaman jembak tumbuh langsing, dan itulah yang terlihat dari pengamatan selama ini.
Tanaman jembak yang terhimpit. |
Tanaman sawi di talang dan di pralon apakah akan ada perbedaan nanti ? |
Meskipun umur sawi baru 1 bulan, kami sudah mulai memetiknya untuk dimasak, tapi hanya sawi yang pertumbuhannya kurang maksimal karena terhimpit oleh yang lain. Kekurangan menanam dengan kepadatan tinggi memang akan menyebabkan beberapa tanaman pertumbuhannya kurang maksimal, jadi lebih baik dipetik sebelum akhirnya mati kekurangan nutrisi dan membiarkan tanaman yang tumbuh baik tetap melanjutkan kehidupannya sampai waktunya panen.
Memetik yang pertumbuhanya kurang baik. |
19 Agustus 2015
Sampai lupa bahwa kolam fiber tidak hanya growbed talang tapi ada juga pralon yang ditanami cabe dan sawi. Ada hal yang menarik kali ini, tanaman cabe memiliki daun yang hijau tua tanpa ada tanda-tanda kekurangan nutrisi, dan yang membuat lebih menarik, ketika mulai berbunga, bunga-bunga itupun tidak rontok bahkan bisa langsung berbuah.
Keluarga kami memang gemar makan pisang, tidak jarang kami sering menikmati pisang goreng di sore hari. Untuk kulit pisang, kami tidak membuangnya begitu saja tapi kami manfaatkan untuk pupuk, salah satunya di growbed pralon tersebut. Sebelum dimasukkan ke pralon, kulit pisang kami cacah supaya ukurannya lebih kecil sehingg mempercepat pembusukan, kulit pisang tersebut kami letakkan di ujung pipa yang juga sebagai 'input'air masuk, dengan cara ini kulit pisang akan selalu basah sehingga cepat membusuk.
Cabe 1 |
Cabe 2, paling banyak buahnya |
Cabe 3, mulai berbunga |
Cabe 4, cabe mulai bermunculan. |
13 Septermber 2015
Hari ini, kami memanen selada air atau jembak yang pertumbuhannya semakin liar he.. Selada air memang tanaman yang hidup di air, jadi pertumbuhannya bagus meskipun sering tergenang, akan tetapi dalam pertumbuhannya tetap membutuhkan nutrisi. Pertumbuhan selada air yang kami tanam sangat bagus, warna daun hijau tua, dan itu menandakan nutrisi yang cukup.
Jembak terlihat cantik |
Tumbuh subur di akuaponik |
Hari ini kita panen.. horeee... he... |
Bersambung...