Sunday 19 October 2014

Update - Gubuk Aquaponik (Kolam Fiber)


Kelanjutan dari artikel Gubuk Akuaponik, di sini akan saya bagikan skema, teknik menanam dan perkembangan dari "anggota" gubuk akuaponik  khususnya akuaponik kolam fiber. 


Skema akuaponik kolam fiber

Di akuaponik kolam fiber tersebut ada 3 model media tempat menanam, yaitu di pralon, box jerigen dan di ember cat bekas, dan ketiganya untuk media tanamnya menggunakan tanah untuk lapisan atas.


Menanam di pralon...
Media tanam di pralon menggunakan arang untuk lapisan bawah dan tanah / pupuk kandang untuk lapisan atas. Tempat untuk menanam menggunakan gelas bekas minuman air mineral dengan lubang di bagian bawah untuk masuknya air dan juga untuk perakaran. 
Media tanam di pralon
Menanam di box jerigen...
media tanam di box jerigen terdiri dari 3 lapisan yaitu krakal (paling bawah), arang kayu (tengah) dan tanah/pupuk kandang (paling atas). Air dari kolam dialirkan menggunakan selang, dengan posisi selang masuk sampai di lapisan krakal, hal ini untuk menjaga supaya tanah tidak hanyut. Air dijaga hanya sebatas arang dan tanah akan selalu basah karena kapilaritas. 

Media tanam di box jerigen

Menanam di ember cat...
Sama seperti di box jerigen, media tanam di ember cat terdiri dari 3 lapisan yaitu krakal (paling bawah), arang kayu (tengah) dan tanah/pupuk kandang (paling atas). Untuk air masuk dan keluar disalurkan melalui satu pipa, hal ini karena media ember dan box jerigen saling terhubung sehingga air dari kolam dialirkan melalui box jerigen. Untuk media tanam di ember tersebut, lapisan tanahnya sengaja dibuat lebih banyak/tebal.

Media tanam di ember cat



Perkembangan Tanaman.

Saya bagikan perkembangan tanaman dari waktu ke waktu, ada yang subur ada yang tidak, tapi justru dari situlah dapat saya pelajari.

Perkembangan tanaman di pralon...


Slada muda mulai terlihat.

Terlihat hijau menggoda.

Tumbuh dengan baik tapi tidak sesuai harapan.

Semakin jelas slada kekurangan nutrisi.

Awal merancang penuh dengan harapan, semoga slada dapat tumbuh dengan baik, dan memang benar, di saat-saat awal pertumbuhan, semua terlihat baik, tanaman terlihat hijau dan subur. Saat usia tanaman semakin bertambah, perkembangannya terasa lambat, jika dibandingkan dengan slada yang ditanam di akuaponik box ibc dan itu sangat jelas. 
Suatu hari pada saatnya panen, istri saya yang kebetulan sangat suka makan slada mengatakan, bahwa slada yang ditanam di pralon terasa kurang enak dan keras. Dari laporan itu, saya berfikir sepertinya ada yang salah, setelah coba saya cek memang ada yang kurang wajar dengan akar-akar slada tersebut. Lubang yang saya buat di dasar gelas mungkin menjadi penyebabnya, lubang yang saya buat kurang banyak, sehingga akar tidak dapat keluar dan hanya berkumpul di dalam gelas tersebut, tentu saja nutrisi tanaman sangat  sangat kurang. 


Akar tidak bisa bergerak keluar mencari nutrisi.



Perkembangan tanaman di jerigen...


Awal-awal penanaman.

Semua terlihat subur.

Bawang merah dan terong tumbuh subur.

Panen bawang merah.

Hasil ujicoba bawang merah akuaponik pertama.

Akhirnya terongpun berbuah.

Untuk penanaman di jerigen, ada yang berhasil dan ada yang gagal, dan tanaman yang coba saya tanam adalah bawang merah, terong dan cabe teropong. Pada awal penanaman semua pertumbuhan terlihat sangat baik dan subur, bahkan saya dan istri sangat senang melihat pertumbuhannya. 

Bawang merah...
Untuk bawang merah, meskipun ada yang gagal, tapi dapat saya katakan ujicoba penanaman bawang merah berhasil. Saya dan istri sebenarnya belum pernah mencoba menanam bawang merah, tapi karena keinginan yang besar maka saya harus mencobanya. Seperti yang terlihat di foto, bawang merah terlihat menyenangkan, atas keberhasilan ini, tentu  nanti saya akan menanam dengan jumlah yang lebih banyak lagi he....

Terong...
Untuk terong, sebenarnya ada 2 tanaman, akan tetapi yang satu terpaksa saya cabut, karena mengganggu pertumbuhan bawang merah, maklum tempat yang sempit he.. Pertumbuhan terong cukup bagus, akan tetapi, pada saat mulai berbunga dan mekar, bunga selalu rontok dan itu yang membuat saya hampir putus asa. Jujur... saya sampai bingung, apa yang salah dengan terong ini, mungkinkah ada nutrisi yang kurang... Setiap hari, pagi sebelum berangkat kerja dan sore setelah pulang kerja tak luput dari pantauan saya, setelah beberapa kali berbunga dan selalu rontok, saya mencoba menggoyang-nggoyangkan pohonnya dan juga meniup saat bunga mekar sempurna, berharap terjadi pembuahan, dan tetap saja selalu gagal. Karena sudah putus asa, akhirnya saya tak pedulikan lagi, bahkan ada rencana akan saya bongkar. Beberapa hari bahkan minggu saya tak pedulikan lagi, karena fokus pada kelahiran putra ke-dua. 
Dan suatu hari secara tak sengaja saya melihat sesuatu yang berbeda, terong berbunga lagi, dan setelah beberapa hari ternyata tidak rontok, bahkan bonggol dari bunga terlihat semakin membesar.. dan ketika itu saya yakin pasti terjadi pembuahan...dan... tralalala.........ternyata benar, setelah beberapa hari muncullah buah terong... 
akhirnya setelah melewati proses yang panjang dan hampir putus asa, terong akuaponik berbuah juga bahkan langsung 3 buah, dan sebentar lagi, keluarga kecil kami akan segera menikmati terong akuaponik...he.... 

Cabe teropong... 
Awal pertumbuhan cabe terlihat subur, akan tetapi seiring perjalanan, saat mulai berbunga cabe mulai diserang penyakit, dan bungapun rontok. Kecewa tentu saja, tapi dari situlah saya mulai mencari penyebab mengapa bisa terjadi. Melihat tanah yang cenderung basah/becek, tentu kondisi tersebut kurang baik untuk cabe tersebut, itu hanya dugaan saya, karena cabe tidak terlalu suka tanah yang basah berlebihan apalagi terus menerus, mungkin jika medianya krakal murni akan beda kondisinya. Jadi untuk cabe teropong dinyatakan gagal... he..he...


Perkembangan tanaman di ember cat...

Biji tomat yang sudah tumbuh.

Semakin dewasa.

Tanaman bayam yang tumbuh sendiri.

Buah yang mulai terlihat

Beberapa buah sudah besar dan mulai matang.
Tanaman buah yang kita tanam setelah dewasa tidak perlu kita siram, karena dilapisan tanah bagian dalam terdapat air melimpah, sehingga akar bergerak menuju ke sana untuk mendapatkan air. Itulah inspirasi mengapa saya mencoba menerapkan akuaponik dikombinasikan dengan tanah. Media yang saya pakai di dalam ember cat tersebut bagian atas saya isi dengan tanah, dibandingkan dengan di pralon, dan di jerigen, lapisan tanah di ember cat jauh lebih banyak. 
Sejak awal memasukkan biji tomat ke dalam ember, sama sekali tanah tidak pernah saya siram bahkan sampai sekarang sampai buah bermunculan dan mulai matang. Dengan adanya aliran air di dasar ember, pemikiran saya air akan perlahan meresap ke atas ke lapisan tanah, dengan begitu tanah meskipun tidak disiram akan selalu dalam kondisi basah, tentu saja tanah lapisan atas tidak terlalu basah dibandingkan dengan lapisan-lapisan di bawahnya.
Untuk pertumbuhan tanaman, mungkin di saat-saat awal pertumbuhan, akar masih mendapatkan nutrisi dari tanah bagian atas, akan tetapi seiring pertumbuhan, saya meyakini akar-akar dari tanaman tomat akan bergerak menuju lapisan tanah bagian bawah yang kaya air dan tentunya kaya nutrisi yang dibawa air dari kolam ikan. Melihat banyaknya buah, dan besarnya tanaman tomat, saya semakin yakin jika akar tanaman tomat mendapatkan nutrisi dari air kolam yang saya alirkan di dasar ember. Dan yang lebih meyakinkan lagi, ada banyak tanaman bayam yang tumbuh sangat subur di ember, dan setelah saya panen dengan mencabutnya, akar dari bayam-bayam tersebut sangat basah dan sangat panjang, kemungkinan akar tersebut mencapai dasar ember.

********

Dari pengalaman ketiga media yang telah saya terapkan, dan ketiganya melibatkan tanah dalam akuaponik, ada hal penting yang saya dapatkan dari kombinasi tersebut. Pengalaman tersebut adalah soal ketebalan lapisan tanah. Lapisan tanah yang tipis, tentu akan membuat tanah tersebut selalu dalam kondisi basah, dan kondisi tersebut mungkin cocok untuk tanaman seperti sawi, bawang merah, slada, dan beberapa tanaman sayuran daun yang lain. Untuk lapisan tanah yang tebal saya kira akan lebih cocok untuk semua tanaman, bahkan tanaman sayuran buah seperti tomat yang saya coba, karena untuk lapisan tanah tebal kondisinya sangat mirip dengan kondisi alam yang sebenarnya. 

Apakah pengalaman saya ini benar.. kita lihat nanti, saya akan mencoba beberapa tanaman lain...


3 November 2014

Media tanam bekas penanaman bawang merah sudah kosong,  kebetulan ada beberapa benih sayur yang tumbuh di box ibc 1, iseng saya pindah, diluar dugaan sayuran tersebut tumbuh dengan subur, dengan daun berwarna hijau tua. Pengaruh tanah dilapisan paling atas rupanya punya peranan yang besar.


Media bekas tanaman bawang merah.


15 November 2014

Setelah panen slada di pralon yang kurang bahkan jauh dari kata memuaskan, saya mencoba untuk menanam kobis di akuaponik, maklum rasa penasaran yang begitu besar he... Pengalaman dari kejadian dengan menggunakan gelas plastik bekas minuman tidak ingin terulang, kali ini pralon langsung diisi dengan arang. 
Sebenarnya selain sayuran kobis, ada cabe dan terong yang ikut saya tanam, akan tetapi karena pengairan pasang surut yang kurang berjalan sempurna, tanaman cabe tidak dapat berkembang dengan baik. Seiring waktu, akhirnya bell siphon saya copot, dan lebih memeilih sistem NFT, sekalian untuk mencoba, karena belum pernah saya menerapkan sistem tersebut.


Mencoba menanam kobis. 

Meskipun lambat, tanaman dapat tumbuh dengan baik, tapi sayang.. seperti yang terjadi pada umumnya, daun terlihat agak menguning pertanda kekurangan nutrisi, tapi hal tersebut saya biarkan karena saya ingin melihat apa yang terjadi sampai nanti saatnya dipanen. Tapi jujur saja, semua terlihat sangat menarik dan cantik, tidak ada hama yang mencoba mendekat, berbeda dengan tanaman kobis yang saya tanam di kebun (di tanah), kobis hancur diserang ulat. Semoga saja ada hasil yang bisa kami santap di meja makan bersama istri dan anak kami tercinta.


Semakin membesar..

Seiring waktu kuning daun mulai menghilang.


Untuk menanam kobis ini, saya gunakan media arang kayu, dan sedikit batu split, tujuannya selain untuk menopang akar, harapannya bisa sebagai tempat bakteri berkembang biak. Memang terlihat jelas, pada awal pertumbuhan kuning pada daun sangat terlihat, tapi itu tak menyurutkan niat saya untuk terus sabar menunggu tentu dengan merawatnya. Hari berganti hingga suatu saat saya mengamati lebih detail lagi, dan ternyata.. pada semua tanaman kobis, daun yang baru (bagan atas) tidak nampak lagi warna kuning. Saya mulai berfikir, mungkinkan bakteri berkembang biak dengan baik. O iya untuk pengairan, aliran saya buat kecil, jadi air hanya mengalir di dasar pralon, dan arang menjadi basah karena proses kapilaritas. 


23 November 2014

Melihat atap plastik pada bagian atas kolam fiber yang terlihat menghitam rasanya membuat resah, karena pasti hal tersebut mengurangi intensitas sinar yang masuk. Setelah berhari hari selalu hujan deras, akhirnya kemarin sore saat ada waktu, saya mencoba meluangkan waktu untuk membersihkan atap plastik yang menghitam, sekaligus memotong ranting pohon mangga yang mulai menghalagi. Tak sengaja saat di atas mencoba melihat ke bawah... o..o..o.. ternyata melihat akuaponik dari atas jauh lebih cantik, tanpa pikir panjang langsung turun untuk mengambil kamera he.... 

Beginilah penampakan dari atas... he...he...

9 Desember 2014

Beberapa hari sempat berpikir, gimana caranya menikmati ikan nila dengan enak, karena selama ini keluarga kami hanya menggorengnya, dan itu rasanya kurang begitu nikmat. Akhirnya.. saat libur kerja pada hari Minggu, terpikirkan untuk membuat sop ikan. Dengan penuh semangat menuju kolam ikan akuaponik dan menangkap 4 ekor ikan lumayan agak besar, sebenarnya tidak tega, tapi saya yakin mereka mati toh untuk kebaikan, bukan untuk disiksa trus dibuang he...

Setelah matang, Istri yang langsung melahap 2 ekor.. 2 lagi jatah untuk saya, Si Kecil tidak dibagi karena masih "netek" he..he... Ada hal menarik yang tak terduga.. saat Istri menyantap, dia bilang daun kemanginya sangat enak, dan kenapa menarik, karena selama ini Istri tidak suka daun kemangi..
Mungkinkah daun kemangi akuaponik memiliki rasa yang lebih enak... ?  Silahkan mencoba menanamnya di akuaponik dan merasakannya sendiri he...


Lezatnya sop ikan bertabur daun kemangi akuaponik..


Nikmatnya daun kemangi akuaponik..


21 Desember 2014

Setelah melewati proses yang lama tanpa perawatan, tanaman kobis tidak juga bisa "nge-crop", kemungkinan besar daerah saya memang kurang cocok. Meskipun begitu, keluarga saya sempat merasakan nikmatnya daun kobis akuaponik, sebelum akhirnya "dibabat" oleh kawanan tikus yang kelaparan. Sedih iya.. tapi semua telah terjadi, jadi tak perlu disesali he...



Tikus-tikus berpesta dengan menu utama kobis ha..ha...

Inilah ikan penghuni kolam fiber.









Bersambung...