Sunday 29 October 2017

Mentimun Akuaponik Tak Kunjung Berbuah.

Sejak eyang tinggal bersama kami, kami sering menyantap mentimun 'didampingi' sambal plecing. Rasanya memang mantap kolaborasi mentimun dan sambal plecing, terkadang kami sampai kepedasan karena terlalu banyak memakannya. Mentimun yang sering kami makan jenis mentimun yang kecil, bentuk dan warnanya sama dengan mentimun pada umumnya hanya ukurannya saja yang kecil. Karena sering memakannya, terfikir oleh kami untuk menanam sendiri dengan sistem akuaponik
Kami mencoba mencari bibit timun mini/kecil di toko pertanian di daerah Wirobrajan, Yogyakarta  dan ternyata ada. Setelah bibit didapat, biji kami semai di growbed secara langsung dengan media pasir malang, ada beberapa kami tanam di akuaponik kolam koi dan 1 lagi di akuaponik ibc dengan sistem aliran atas.
Melihat pertumbuhan mentimun di awal memang menyenangkan tapi sayang tanaman di akuaponik kolam koi pertumbuhannya terhambat seperti terserang penyakit. Sebaliknya tanaman mentimun di akuaponik ibc justru tumbuh subur. 



Tanaman mentimun di akuaponik ibc.


Bunga mulai bermunculan, hampir di setiap ketiak daun, warnanya kuning seperti terompet mirip bunga pare dan gambas. Di setiap bunga ada bakal buah yang jika penyerbukan berhasil akan menjadi buah mentimun. Selama bunga bermunculan, lebah mulai berdatangan mendekati bunga mentimun.
Setiap hari selalu dipantau perkembangannya terutama setelah bermunculan bunga, tapi sayang bunga yang sudah mekar kemudian layu dan bakal buahnya pun mulai berubah warna menjadi kecoklatan dan akhirnya rontok. Dari sekian banyak bunga satu pun tidak ada yang berhasil.
Karena penasaran, saya mencoba membaca banyak artikel tentang mentimun di internet. Ternyata sama seperti pare, dalam satu tanaman ada bunga jantan dan bunga betina, bunga betina memiliki bakal buah sedangkan bunga jantan tidak. 




Berbekal dari membaca, saya semakin penasaran mengapa tak ada satupun yang berhasil, satu persatu bunga saya 'pelototi'... Dan ternyata... setelah dihitung ada sekitar 60 bunga lebih, semua adalah bunga betina, kemana bunga jantan...???


Bunga betina

Rasa penasaran akhirnya terjawab, mengapa buah mentimun tidak muncul muncul juga, rupanya dari semua bunga yang ada adalah betina. Dimanakah bunga jantan,  pertanyaan yang masih belum terjawab, padahal ada salah satu artikel yang menyebutkan bahwa bunga jantan lebih banyak dari bunga betina, tapi ini malah sebaliknya. Semoga ada pembaca yang bisa menjawabnya...


Trimakasih
Wana Wana

Sunday 8 October 2017

Update_Akuaponik Dusun Kasuran

Pada tulisan sebelumnya Akuaponik Dusun Kasuran, telah dijabarkan bagaimana proses perencanaan, sampai pembuatan akuaponik percontohan di dusun Kasuran Sleman. Dan tepat tanggal 7 Oktober 2017, sistem sudah berjalan 20 hari terhitung sejak pemasangan dan penanaman pada tanggal 17 September 2017. Tanpa disengaja, hari Sabtu 7 Oktober 2017, bertepatan 20 hari sistem berjalan, beberapa teman dari Tanoto UGM melakukan peninjauan, untuk mengetahui bagaimana perkembangan akuaponik yang telah dibangunnya.   
Karena sehari sebelumnya diberi kabar bahwa mereka akan ke sana, malam di hari kunjungan, saya menanyakan kabar perkembangan akuaponiknya, karena benar-benar ingin tahu. Setelah mendapat kiriman foto hasil peninjauan, ternyata diluar dugaan selama ini, tanaman bisa tumbuh dengan baik.... lega dan senang rasanya.


 
 
Jujur sempat pesimis juga, jika ternyata akuaponik yang sudah dibangun tidak dirawat. Belum lagi hujan lebat yang sudah datang 2 minggu ini. Kolam terbuka, demikian juga sayuran tidak diberi atap tentu bisa berdampak buruk pada akuaponik. Meski hanya membantu, tapi rasa tanggungjawab tetap melekat alam diri ini. 
Selain beberapa foto, ada juga kabar yang lebih menggembirakan, yaitu bahwa ibu dukuh dan tetangga saling membantu dalam merawat tanaman. Jujur kabar ini begitu menggembirakan, karena mereka tidak menelantarkan begitu saja. Mungkin itulah mengapa tanaman bisa tumbuh baik, karena bagaimanapun sebuah hasil akan sebanding dengan usaha yang dilakukan. 


Tetangga ibu dukuh ikut merawat.
  
 




Ada kabar baik, tapi ada juga kabar kurang baik he... Foto yang lain menunjukkan sebaliknya, jika tanaman terlihat baik atau subur, kondisi kolam sebaliknya. Kolam terlihat keruh, banyak potongan kulit semangka dan terlihat ikan nila megap-megap seperti kekurangan oksigen. Setelah didapatkan informasi, ternyata secara kebetulan ketika mereka datang berkunjung sekitar jam 10.00 pagi, listrik mati dari jam 5.00 pagi, jadi sudah 5 jam. Selain itu, ternayata ikan diberi makan bekatul, sehingga kolam terlihat keruh kecoklatan. Untuk masalah bekatul, kita sudah menyarankan ke ibu dukuh untuk dihentikan. Dan untuk kulit semangka yang terlihat seperti sampah di kolam, ternyata itu untuk makan ikan nila he... semoga nilanya mau.


Kolam keruh, karena diberi makan bekatul.. he...he...

 
Ada ikan yang mati, sayang...


SEcara keseluruhan, bagi saya pribadi ini sangat menyenangkan, karena akuaponik yang kita bangun untuk percontohan ternyata memberikan hasil yang lumayan. Semoga saja warga sekitar ada yang tertarik sehingga lahan yang tadinya tidak terpakai bisa dimanfaatkan. 
Dulu sebelum ada akuaponik, depan rumah hanya lahan kosong tak terpakai, saat siang hari panas sekali, sampai kami saat melakukan proses pemasangan benar-benar tidak tahan. Kini kondisi itu berbeda, lahan yang tadinya panas kini terlihat hijau dipenuhi sayuran, pemandangan yang sungguh mengasyikkan he.... 


Depan rumah sekarang lebih segar.
Harapan saya dan teman-teman dari Tanoto dan KMHD UGM, semoga percontohan sederhana ini bisa menular ke warga yang lain.  Amin.

Salam akuaponik

Wana Wana