Sejak pertama ber-akuaponik sekitar tahun 2012, sudah berbagai macam media tanam digunakan. Berbagai media tanam dicoba tentu tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan hasil terbaik bagi pertumbuhan tanaman.
Dari pengalaman sejak pertama ber-akuaponik, kita akan coba rangkum berbagai media tanam yang pernah kita coba, semoga saja dari pengalaman ini bisa bermanfaat.
1. Batu kerikil untuk taman.
Akuaponik pertama yang kita buat justru menggunakan batu kerikil yang biasa digunakan dalam dunia pertamanan, waktu itu kita juga membeli di tukang taman. Warna batu ada yang putih, ada yang hitam dengan ukuran yang kecil, bentuk lonjong dengan permukaan halus. Saat menggunakan batu ini, tanaman bisa tumbuh dengan baik dan cenderung tidak ada masalah, hanya saja batu ini punya permukaan yang halus, sehingga celah antar batu sangat rapat sekali atau sempit. Jika endapan kotoran tidak terfilter dengan baik, karena celah yang sempit, maka celah antar batu akan cepat tersumbat sehingga akan sangat mengganggu aliran air. Jika aliran air mulai terganggu tanaman pun akan menjadi korban seperti terjadinya busuk akar. Batu ini termasuk agak mahal dan berat dan seperti tidak berpori.
2. Batu kerakal putih untuk taman.
Pernah juga menggunakan batu ini, tapi lupa posisi di artikel yang mana. Batu ini besar, bentuknya lonjong berwarna putih. Menggunakan batu ini terasa berat, saat proses tanam cenderung susah, karena celah antar batu yang sangat besar. Media yang terlalu besar dan padat kurang baik jika untuk "rumah bakteri" (istilah kita he..)
3. Arang kayu.
Sampai sekarang masih menggunakan untuk beberapa growbed, atau sekedar untuk lapisan bagian bawah pada sistem aliran atas. Media arang sebenarnya bagus untuk media tanam, karena ringan, banyak celah dan tentu saja sangat murah meriah. Hanya jika menggunakan media ini lebih baik jika dipecah terlebih dahulu supaya ukuran tidak terlalu besar, mungkin dibuat sekitar 1-3 cm kubik. Pengalaman menggunakan media ini, tanaman bisa tumbuh bagus dan subur, memang subur atau tidaknya tidak hanya bergantung faktor arang saja, tapi arang ikut berperan karena bentuknya membuat celah yang tidak terlalu sempit, sehingga aliran selalu lancar.
Saat pertama kali digunakan, akan banyak serbuk arang yang membuat kolam menjadi hitam, jadi lebih baik dicuci terlebih dahulu biar tidak terlalu banyak serbuk masuk ke kolam, walau tidak membuat ikan mati. Dari pengalaman, mungkin karena terlalu nyaman, sejuk dan banyak rongga pada permukaan media bagian atas, media arang sering digunakan oleh semut atau ulat untuk bersembunyi dan berkembangbiak.
4. Pecahan genting
Media yang satu ini murah meriah karena memanfaatkan barang sisa, kita masih menggunakan sampai sekarang. Media pecahan genting termasuk bagus, banyak rongga dan tidak berat, hanya jika akan menggunakan, pecahlah terlebih dahulu menjadi ukuran kecil sekitar 1 cm kubik. Jika digunakan terlalu besar akan membuat banyak rongga yang terlalu lebar yang tentunya kurang bagus. Meski ukuran kecil, tapi karena permukaan tidak halus, masih terdapat ruang/celah untuk aliran air. Dengan media ini, saat menanam juga lebih mudah.
5. Pasir Malang
Media ini awalnya media vavorit, karena ringan, berongga dan ukurannya yang kecil. Menanam menggunakan media pasir malang hasilnya bagus bisa dibilang lebih bagus dari yang lain. Pasir malang mudah digunakan, tapi perlu teknik khusus karena ukurannya yang kecil seperti tanah. Penyerapan pasir malang sangat bagus dan tidak terlalu menyimpan banyak air, ibarat tanah, pasir malang itu seperti tanah yang gembur. Kelemahan penggunaan pasir malang jika air kolam tidak terfilter dengan baik akan mudah sekali tersumbat, dan jika itu terjadi tanaman akan perlahan mulai tidak subur dan mati jika tidak segera ditangani. Jika menggunakan sistem aliran atas, aliran untuk pasir malang dibuat hampir menetes. Pasir malang harganya agak mahal jadi ya perlu dana lebih jika penggunaannya banyak he..
6. Batu split.
Batu yang biasa digunakan untuk bahan bangunan. Untuk kita media ini termasuk vavorit seperti pasir malang karena tidak terlalu berat dan berpori. Bentuk yang kasar membuat celah antar batu tidak terlalu sempit sehingga air mengalir lancar. Jika menggunakan batu split pilih yang ukuran kecil. Menanam dengan batu split hasilnya bagus seperti menggunakan pasir malang, dan kelebihan batu ini tidak mudah tersumbat, tidak seperti pasir malang.
Nah, demikian pengalaman kita selama ber-akuaponik menggunakan berbagai media tanam, semoga bisa bermanfaat. Untuk foto nanti akan kita tambahkan. Sementara kita bagi video untuk akuaponik kolam fiber yang terbaru.
Salam Akuaponik
Wana Wana