Wednesday 8 January 2014

Akuaponik Ikan Koi

Selama ini, kami mengandalkan air kolam koi untuk menyiram tanaman, dan hasilnya memang luar biasa, menurut kami. Tidak hanya itu, tanaman sirih belanda yang akarnya masuk ke filter kolam koi, tumbuh dengan sangat subur, daunnya sangat besar dan lebar. Untuk lebih mengoptimalkan manfaat air kolam koi, kami membangun akuaponik lagi, dan kami beri nama "Akuaponik Ikan Koi". Mengapa akuaponik ikan koi, ya... karena sumbangan kotoran ikan terbesar berasal dari ikan-ikan koi.  Meskipun jumlah ikan koi hanya 9, tapi karena masing-masing beratnya sudah hampir 1 kg, tentu menghasilkan kotoran yang lumayan banyak. Rencana, akuaponik ikan koi akan kami tanami terong, cabai paprika, dan tomat sebagai tanaman utama. Memang kami belum tahu pasti apakah akan berhasil, tapi kami harus mencoba. 

Berkat air kolam koi, sirih belanda tumbuh tak terkendali.

Karena akan kami tanami tanaman yang memiliki perakaran panjang/dalam, maka media tempat pananaman yang kami pakai memiliki ukuran yang lebih tinggi dari Akuaponik Edisi ke-2. Untuk media tanam, kami menggunakan ember bekas cat dengan tinggi sekitar 40 cm. Lokasi yang pilih sengaja lokasi yang banyak mendapatkan sinar matahari supaya pertumbuhannya dapat maksimal. 

Proses Pengerjaan
Jujur, proses pengerjaan akuaponik ikan koi jauh lebih rumit, karena kami ingin membangun tanpa mengorbankan apa yang sudah kami bangun dengan jerih payah kami sendiri. Kami ingin "pancuran" tetap berfungsi dengan baik, dan itu yang menjadi masalah utama. Lokasi pancuran yang tinggi sempat membuat kami pesimis, karena media tanam tentu harus lebih tinggi dari pancuran dan kami kawatir pompa tidak dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, karena akuaponik harus lebih tinggi dari pancuran, tentu membutuhkan bahan yang lebih, terutama untuk penopang media tanam. Beruntung kami masih memiliki kayu bekas pendopo yang sudah tidak terpakai. 
Setelah media tanam, bell siphon dan bahan-bahan lain telah siap, ujicoba pertama kami lakukan, pada tanggal 29 Desember 2013. Air dari kolam, masuk ke filter, dari bak filter terakhir, air dialirkan menuju media akuaponik. Air yang tersaring dari akuaponik, dialirkan menuju bak penampungan sementara, dan dialirkan menuju ke pancuran. Ujicoba pertama hanya menggunakan 1 media tanam, air kolam yang dialirkan ke akuaponik menggunakan pipa ukuran 3/4". Dari akuaponik menuju bak penampungan menggunakan pipa ukuran 1" dan hasilnya..... GAGAL. Sebenarnya kegagalan itu bisa diakali dengan memperbesar pipa dari bak penampungan ke pancuran, tapi bahan yang digunakan tidak ada di pasaran.


Masih dalam proses.

Fungsi dari bak penampungan sendiri, sebenarnya untuk pengendapan, sehingga kolam koi selalu terlihat bening, karena fungsi utama kolam koi adalah untuk keindahan dari bentuk, warna dan "tarian" koi.

Berpikir dan berpikir lagi untuk merubah strategi supaya akuaponik bisa berhasil. Tanggal 5 Januari 2014, kami lakukan ujicoba lagi, kali ini tanpa menggunakan bak penampungan. Pikiran kami berubah, selama ini,  tanpa akuaponik air kolam sudah melewati filter biologi, dan air yang dihasilkan sudah bening, jadi air dari akuaponik langsung dialirkan ke pancuran.
Air dari filter kolam, kami alirkan ke akuaponik dengan pipa ukuran 3/4". Untuk aliran ke pancuran, dari akuaponik, menggunakan pralon ukuran 2,5". Dan untuk ujicoba kali ini, BERHASIL, air mengalir lancar.

Tempat media tanam terbuat dari plastik dan setiap hari terkena paparan sinar matahari, pasti tidak akan awet. Untuk menjaga keawetan tempat media tanam, kami membungkus dengan bagor bekas. Dan untuk proses pembungkusan, istri yang melakukan, maklum hasil yang saya lakukan tidak rapi (no 1, paling kiri), berbeda dengan hasil bungkusan istri (no 3 dan 4), lebih rapi dan enak dipandang mata heee...


Tempat media tanam dibungkus bagor bekas.

Desain perisai berbeda dengan Akuaponik Edisi ke-2.

Pipa 1" yang masuk ke pipa 2,5".
Penanaman...
Setelah beberapa hari ujicoba dan tidak ada masalah, maka langkah selanjutnya adalah penanaman.

8 Januari 2014 

kami mulai melakukan penanaman terong medan dan paprika. Kebetulan kami sudah mempersiapkan benih jadi tinggal kami pindah ke akuaponik.


Terong medan, sebenarnya masih terlalu kecil.


Paprika

9 Januari 2014

Kami juga melakukan penanaman terong ungu, dan buncis. Benih kami semai langsung di akuaponik dengan menggunakan kapas, tapi sayang tidak kami foto, baterai kamera pas habis he...

13 Januari 2014

Setiap pagi rasa penasaran selalu hadir, apakah biji yang kami semai langsung pada tanggal 9 Januari 2014 sudah mulai tumbuh. Sayang... sudah 4 hari tak ada tanda-tanda kehidupan yang muncul di sela-sela bebatuan akuaponik. Akhirnya, kami tak pedulikan lagi, karena mungkin sudah tidak mau tumbuh. Pada hari ini, kami mencoba memasukkan biji tomat chery yang kami panen dari akuaponik edisi ke-2. Harapan kami, biji tomat akan tumbuh, karena kebutuhan tomat di keluarga kami termasuk tinggi, selain dikonsumsi, istri memakainya untuk masker he...

21 Januari 2014

Melihat apa yang terjadi pada Akuaponik Ikan Nila (Akuaponik Edisi Ke-2), kerikil di salah satu media tanam kami ganti dengan yang lebih besar (krakal). Kami belum tahu apakah ada perbedaan, nanti setelah besar baru akan terlihat.

Terong medan, cabe paprika dan loncang

Sekian dulu ya...ikuti terus perkembangannya... Jangan lupa ikuti juga perkembangan Akuaponik Ikan Nila (Akuaponik Edisi Ke-2)

29 Januari 2014

Perkembangan tanaman sampai hari ini..




Bak 1, sudah mulai ceria..


Bak 2, cabe paprika semakin besar..


Bak 3, Paling besar .


Bak 4, masih meragukan..

6 Februari 2014

Pertumbuhan tanaman sepertinya menunjukkan perkembangan yang baik, untuk cabe paprika di bak 2 dan bak 3 sudah menunjukkan tanda-tanda akan berbunga. Memang ada sedikit masalah untuk akuaponik ikan koi, kebetulan posisinya persis di bawah ujung atap jemuran, sehingga ketika hujan tanaman terkena air, tapi kemarin (5 Februari 2014) sudah bisa diatasi. "Monggo" yang ingin melihat foto-foto perkembangannya.


Bak 1. Sudah lebih baik dibandingkan 2 minggu yang lalu.



Bak 2. Semakin tinggi dan subur.



Bak 3. Bunga akan segera  muncul.



Bak 4. Mungkin karena umur terong medan yang lama,
maka perkembangannya lambat.


13 Februari 2014

Bak 1. Semakin tinggi terutama tomat cherynya.

Bak 2. Semakin rimbun, ada tambahan tomat chery.

Bak 3. Cabe tidak sendiri lagi, ada buncis dan tomat chery.

Bak 4. Semoga semakin subur terong....


Foto bersama dulu... he...

17 Februari 2014

Tanggal 13 Februari 2014 terjadi letusan Gunung kelud, dan ternyata abu dari G. Kelud sampai di tempat kami. Pukul 05.00 pagi saat kami bangun, terlihat dari jendela, tanaman kami penuh dengan abu, sontak kami langsung lari keluar dan ternyata, pekarangan belakang kami sudah penuh dengan abu. 


Dampak letusan Gunung Kelud


Kolam ikan koi termasuk yang menjadi korban, air sudah keruh berwarna kecoklatan. Rasa panik akan keselamatan ikan luar biasa, waktu itu kami mengira ikan-ikan kami sudah mati, tapi setelah kami cek mereka masih hidup dan berada di dasar kolam. 
Terpaksa kolam kami kuras 100 %, dan mungkin tanaman akuaponik ikan koi akan terkena imbasnya karena sistem harus dimulai dari nol. Semoga tanaman masih mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh subur, terutama tanaman paprika yang sudah mulai berbunga.

21 Februari 2014

Senang rasanya melihat tanaman di akuaponik tumbuh subur. Hari ini kami bagikan perkembangan khusunya tanaman.

Bak 1. Tanaman tomat sudah mulai berbunga.


Bak 2.  Paprika dan tomat sudah berbunga, untuk paprika masih
tanda tanya apakah akan berbuah... harus optimis.


Bak 3. Tertinggi diantara yang lain, semoga buncispun
bisa berbuah.


Bak 4. Terong medan mulai menunjukkan "taringnya".

26 Februari 2014

Jangan bosan melihat perkembangan tanaman akuaponik ikan koi ya... Sudah 1 minggu sejak update sebelumnya, meskipun kolam direstart ulang tapi rupanya pertumbuhan tanaman masih bagus.


Bak 1. Pertumbuhan tomat chery begitu cepat,
dan sekarang mulai berbunga.


Bak 2. Untuk saat ini bak 2 yang paling rimbun, bunga cabe
paprika sudah mekar.


Bak 3. Tomat sudah tidak kuat berdiri tegak, cabe paprika
tumbuh paling tinggi.


Bak 4. Sabar menanti wujud terong medan.


Foto bersama.


5 Maret 2014

Melihat perkembangan tanaman akuaponik rasanya semakin menyenangkan, karena tanaman tumbuh dengan pesat dan sepertinya subur. Akan tetapi, untuk tanaman paprika ada sesuatu yang tidak beres, bunga yang telah mekar, sekitar 2 hari  kemudian tangkainya menguning dan gugur, harapan yang tertunda he....


Terlihat subur.


Dan sekarang lagi mencari permasalahan dan cara mengatasinya, dengan banyak bertanya kepada para pakar tanaman, atau mungkin ada yang bersedia memberi masukan pada kami.


8 Maret 2014

Berusaha mencari informasi, dan itu yang sedang kami lakukan. Ada seorang teman yang memberi informasi mengenai masalah pada tanaman paprika, kemungkinan unsur K yang kurang atau kondisi air kolam yang terlalu asam. Beliau mengatakan kondisi yang baik jika berada tidak jauh dari PH 7 (netral). 
2 hari yang lalu saya mencoba memasukkan puluhan daun ketapang, karena menurut informasi, daun tersebut mampu menurunkan kadar keasaman air. Sehari kemudian tepatnya 7 Maret 2014, air kolam berubah menjadi kecoklatan akibat efek daun ketapang. Masih penasaran dengan PH nya, kemarin sore 7 Maret, kami membeli alat untuk tes PH. Setelah kami tes sesuai petunjuk PH, warna lebih cenderung ke level PH 8.


Bagaimana menurut Anda, apakah PH = 8 ?

Kami masih menunggu apakah ada efeknya. Bagaimanapun ini adalah pengalaman baru bagi kami, tidak ada salahnya kami mencoba karena sebuah pengalaman adalah berharga.

Untuk perkembangan tanaman, buah tomat chery sudah mulai menunjukkan diri, semoga semakin banyak dan besar sehingga kami dapat menikmati hasilnya he...

Semakin terasa menyenangkan.

11 Maret 2014

Setiap pagi saat matahari terbit, mata selalu ingin melihat sesuatu yang berbeda di tanaman akuaponik, perubahan yang lebih baik adalah harapannya. Untuk cabe paprika selalu berbunga namun akhirnya gugur, kenyataan yang tidak diratapi dalam kekecewaan, namun tetap disyukuri dan selalu berusaha mencari solusi. Dan foto untuk hari ini.....


Bak 1. Terong Medan mulai berbunga.

Bak 1. Buah tomat chery yang mulai membesar.

Bak 2. Mulai berbuah juga.

Bak 3. Buahku baru 1 he...

Bak 4. Terong medan juga mulai berbunga.


Foto Bersama.
14 Maret 2014

Tidak sabar ingin berbagi kegembiraan, karena paprika yang dinantikan akhirnya bisa berbuah. Mungkin kerontokan yang terjadi selama ini karena proses penyerbukan yang kurang berhasil. Kami memang mencoba menggoyang-goyangkan pohon paprika dan sempat juga saya "semprot" udara bertekanan dengan menggunakan alat yang biasa digunakan untuk "menyemprot" air ke tanaman, tujuannya supaya terjadi penyerbukan. Mungkinkah karena hal tersebut...?, semoga. Kita akan coba lagi untuk paprika yang lain.


Bak 2. Masih kecil, tapi bagi kami  adalah sebuah hadiah.

Bak 2. Buah paling besar di pohon yang sama.

Bak 2. Pohon yang sama, buah yang berbeda lagi.


18 Maret 2014

Kami update perkembangan tanaman ya... Tapi tidak semua, kami fokuskan pada paprika.


Bak 2. Paprika yang paling besar.

Bak 2. Satunya lagi....

Bak 2. Satunya lagi he...

Bak 4. Terong medan yang mulai mekar.

Bak 1. Tomat chery semakin membesar.


19 Maret 2014

Kemaren hujan deras, akibatnya salah satu tanaman paprika di bak 3 patah, kecewa juga rasanya, tapi semua sudah terjadi. Dari pengalaman itulah sekarang kami pasang kayu untuk penyangga. Dibalik sebuah kejadian pasti ada hikmah yang bisa kita petik. 


Paprika yang patah.


Akhirnya kami pasang penyangga.




24 Maret 2014

Akuaponik ikan koi ada mainan baru yaitu media tempat penanaman dengan menggunakan pralon, sebenarnya akan kami gunakan untuk kolam torn/tangki air yang tidak terpakai, tapi karena kami masih konsentrasi membuat gubuk akuaponik "Wana Wana", akhirnya daripada nganggur akhirnya kami tambahkan pada akuaponik ikan koi.
Untuk paprika pada bak 2 sudah semakin besar dan menggoda, dan untuk pohon yang satunya lagi (bak 2), juga sudah mulai berbuah meskipun masih kecil, senang rasanya he... Keadaan yang berbeda untuk terong medan, sampai saat ini hanya berbunga, buah belum nampak satupun. Kita doakan semoga lekas berbuah he...


Bak 2. Pohon yang lain juga berbuah.

Mainan baru untuk akuaponik ikan koi.

Bak 2. Sudah besar, ingin rasanya segera memetik he...


3 April 2014

Akhirnya.... Tomat chery sudah bisa dipetik/dipanen, itu artinya... bahwa tomat chery bisa ditanam dalam akuaponik semakin jelas terbukti.


Bak 1. Giliran Istri tercinta mengolahnya....

Tapi sayang, di lain sisi ada berita kurang baik, daun tomat chery terserang jamur, daun seperti terbakar. Tapi kami anggap itu adalah sebuah proses, karena kita semakin tahu beragam panyakit, tentu saja kita juga berusaha mengatasi. 


Daun tomat chery terserang jamur.

kepada koi, wader, sapau-sapu dan koki makasih ya... sebagai bonus kalian kami foto ya... hehe...


Merekapun menikmati segarnya air kolam...

Untuk paprika.., masih terus berkembang semakin besar, dan karena baru pertama kali menanam, kami tidak tahu kapan kami bisa memanen... he...

Mulai menjadi pesaing paprika di pohon yang lain..


Uang Lima Ratus perak hanya sebagai pembanding...


8 April 2014

Hari ini kami kehilangan ikan koki kami tercinta Si Gentong.. Si Gentong adalah salah satu penghuni ikan kolam koi yang paling lama. Sejak kami menyelesaikan pembuatan kolam pada pertengahan tahun 2011, Si Gentong-lah yang justru paling kuat, mulai dari ujicoba kolam, serangan kutu air, Si Gentong bisa bertahan, sedangkan lebih dari 10 koi tidak bisa bertahan..
Selamat Jalan Gentong, terimakasih telah membuat hari-hari kami benar-benar terhibur oleh tingkah lucumumu......

Gentong.. Setiap oarang yang melihatmu langsung jatuh cinta he...



10 April 2014

Kemarin siang saat libur kerja karena adanya pemilu, istri berniat memasak, setelah mencari dan mencari di kebun, tidak ketemu juga yang dicari...ternyata sayuran sudah habis. Terlalu fokus dalam membuat "Gubuk" Akuaponik, sampai kami lupa bahwa persediaan sayuran di kebun sudah habis. Akhirnya istri meminta untuk memetik satu buah cabe paprika, untuk disayur oseng-oseng, dicampur dengan "janggle", jagung yang masih sangat muda. 
Kami sebernarnya tidak tahu kapan boleh dipetik, tapi setelah disayur.. hmm enak juga... krenyes.. krenyes.. rasanya seperti makan sayur di acara resepsi pernikahan... he..he..he...


Paprika perdana dioseng-oseng...


17 April 2014

Setelah begitu lama menanti.. akhirnya paprika menunjukkan perubahan warna sebagai pertanda bahwa dia sudah mulai menua. Melihat perubahannya terasa begitu spesial, karena baru pertama kali ini menyaksikan. Setiap hari kami selalu mencoba mengamati perubahan warnanya, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau kemerahan, hingga muncul warna merah yang cantik. Kami juga baru tahu, bahwa paprika yang kami tanam adalah paprika merah, karena waktu itu, kami membeli juga yang warna kuning he....


Pohon berbeda, kami belum tau akan berubah jadi warna apa..?

Bagaimana.. cantik bukan.. he....

Tapi dibalik keberhasilan ini, kami khawatir dengan hama yang mulai merajalela. Musim hujan memang penuh hama, tapi tak apalah, pada saatnya nanti kami harus memiliki ramuan khusus, tapi organik, untuk mengurangi hama. Yang terpenting saat ini adalah pembuktian, bahwa paprika bisa ditanam di akuaponik. 

Untuk tomat chery tidak lagi kami update, karena memang sudah ok... dan sudah terbukti cocok di akuaponik. Berbeda dengan terong medan, sampai saat ini belum berbuah juga, tanda-tanda kegagalan untuk kali ini.


21 April 2014


Hari minggu 20 April 2014, ada perayaan di keluaga, kamipun membuat pizza, tapi sayang istri hanya membeli 1 paprika, yah.. dengan berat hati kami harus memetik 1 paprika ujicoba di akuaponik ikan koi, tapi tak apalah, demi keluarga harus nomor satu he....



Mereka berdua mulai memerah dan harus berpisah...

Cantik juga meski belum 100% merah...


Penampakan dalam, sama dengan paprika bisanya..


Tinggal santap deh..., istri emang TOP BGT...


4 Mei 2014

Akhirnya 2 Mei 2014, 3 paprika yang tersisa kami petik semua, 2 paprika sudah tua, satu lagi perkembangannya kurang maksimal.

Mereka dari pohon berbeda,
tapi masih dalam satu ember (media tanam)

Ukuran lebih besar, dalam 1 pohon hanya ada 2 buah.

Ukuran lebih kecil, dalam 1 pohon ada 4 buah.

Memang paprika bisa tumbuh dengan baik, bahkan bisa berbuah, dan itu adalah sebuah keberhasilan bagi kami dalam melakukan ujicoba perdana. Akan tetapi, seiring perkembangan, satu persatu tanaman banyak terserang hama/penyakit, baik tomat maupun paprika, meskipun mereka masih tetap tumbuh dan berbuah.
Setiap hari kami selalu mengamati mulai dari tanaman hingga media tanam, seiring dengan semakin buruknya kondisi tanaman, hal tersebut ternyata sebanding dengan banyaknya lumut yang muncul dipermukaan media tanam. Kehadiran lumut memang sangat tidak diharapkan, karena kehadirannya lebih banyak merugikan.

Kehadiran lumut yang merugikan.


Akibat kehadiran lumut, air tidak bisa mengalir lancar, selain itu, nutrisi yang seharusnya untuk tanaman utama menjadi berkurang karena terserap oleh lumut. Akibat kurangnya pasokan nutrisi, tanaman menjadi lebih mudah terserang penyakit, mungkin kondisinya sama dengan kita saat kekurangan gizi, maka kita akan mudah terserang berbagai penyakit. Tentu pengalaman ini sangat berguna, terutama untuk melakukan perbaikan guna mencegah kehadiran lumut pada media tanam.

Dari cara kami mengalirkan air ke media tanam, ternyata ada kekurangannya, terutama untuk media tanam yang tidak terlalu luas, dan kekurangan itu antara lain,
1. Permukaan akan selalu basah, sehingga membuat lumut dapat tumbuh, akibatnya permukaan dipenuhi lumut, air tidak bisa mengalir dengan lancar, dan nutrisi berkurang terserap lumut.
2. Permukaan selalu basah/lembab sehingga menjadi tempat bersarangnya bakteri dan jamur, dan akibatnya tanamanpun menjadi sasaran.
3. Akar merusaha mencari sumber air, karena cara kami mengalirkan langsung di atas permukaan media, sehingga akar banyak berkembang di permukaan, akibatnya aliran air terhambat dan terjadi banyak genangan di permukaan.


Untuk penanaman selanjutnya, kami tidak akan mengalirkan air begitu saja, ada sedikit modifikasi dengan memasukkan pipa lebih ke dalam, sehingga permukaan tetap kering. Semoga modifikasi ini akan membawa perubahan yang lebih baik.


Supaya lebih bermanfaat, data akan kami lengkapi.
1. Luas kolam (P x L x T) = 1,9 x 1,3 x 0,6 m3 =  1, 482 m3  (beton)
2. Luas filter (P x L x T) = 1,7 x 0,45 x 0,6 m3 =  0, 459 m3  (Filter vegetasi dari beton )
3. Ukuran pompa = 3400 liter/jam.
4. Media tempat menanam menggunakan ember bekas cat ukuran 25 kg sebanyak 4 buah.
5. Ukuran bell siphon ¾ “ (untuk bagian pasang) 
6. Media tanam batu split
7. Jumlah ikan
            a. Ikan koi = 9 ekor berat  lebih dari 3 kg/ekor
            b. Ikan sapu sapu = 2 ekor berat lebih dari 1 kg/ekor
            c. Ikan koki = 1 ekor

            d. Ikan wader (bintik 2, pari, pedang ) = lebih dari 50 ekor.
8. Ketinggian media tanam sekitar 1 - 1,5 m dari pompa air

Keterangan pada pompa air yang kami gunakan.

Untuk tanaman terong medan, tanaman tumbuh dengan baik tapi tidak bisa berbuah, tentu ada maslah dengan nutrisi tertentu.

Pengalaman kami ini semoga bermanfaat.

59 comments:

  1. Hi mas infonya berguna sekali. Mau tanya, benih tanamannya disebar begitu saja di media tanam? Ngga di semai dulu di kapas?

    Kalau tanpa bell siphon, air dialirkan ke kolam bisa ngga? Apa bedanya menggunakan bell siphon dan tidak mas?

    Thanks,
    Eko

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai juga Mas Eko Andri, makasih Mas. Saya mencoba belajar dari pengalaman akuaponik sebelumnya, untuk biji yang lembut/kecil mungkin lebih baik di semai di tanah dulu Mas, untuk yg biji besar seperti kangkung bisa langsung.
      Tapi alangkah lebih baik disemai dulu di tanah, jadi biji itu sudah benar-benar tumbuh. Seperti yang akuaponik ikan koi, ternyata tidak tumbuh, jadi harus mengulang lagi, kesannya menunggu tumbuh tanpa kepastian he...

      Sebenarnya bisa Mas tanpa bell siphon, mengacu dari metode hidroponik, mungkin media tanam/wadah yang perlu penyesuaian.
      Bell siphon sebenarnya hanyalah sebuah alat supaya bisa terjadi pasang surut, selain bell siphon ada juga loop siphon dan U siphon, tapi saya belum pernah mencoba.

      Menurut saya dengan bell siphon, media tanam/wadah lebih bervariasi, tanaman yang kita tanam bisa lebih banyak jenisnya, bahkan hampir semua tanaman bisa di tanam.
      Selain itu, media tanam bisa juga dimanfaatkan untuk filter kolam, karena media yang digunakan adalah kerikil. Kolam nila saya juga jernih sekarang Mas…
      Mungkin itu pengalaman yang baru saya dapatkan Mas… nanti kalo ada hal positif yang saya dapatkan akan saya bagikan…. Satu lagi, mudah membuatnya Mas he..
      Makasih Mas Eko Andri..

      Delete
    2. Hi mas tanya lagi boleh ya :D
      Saya lihat video ini dari KSPP BPPT Jakarta http://www.youtube.com/watch?v=dLYFVy--HrA, tekniknya sedikit mirip dengan hidroponik namun tanpa bell siphone di mana air mengalir terus menerus selama 24 jam (dengan asumsi tidak mati listrik). Yang saya agak bingung apa akar tanaman tidak mati jika terendam secara terus menerus? Dan mereka menggunakan sistem tebar padat langsung menggunakan benihnya, tidak disemai dulu di pot.
      Oh ya ada satu ilmu yang saya dapatkan dari video tersebut, di mana mereka menggunakan batu zeolit untuk menetralkan ph, mungkin bisa membantu mas di salah satu artikel blog di mana kadar ph terlalu tinggi menyebabkan tanaman menguning.

      Salam,
      Eko

      Delete
    3. Hai juga Mas Eko Andri...
      Tentu sangat boleh donk.. dan akan saya jawab sesuai kemampuan lo he.....
      O iya makasih banget link videonya, bagus itu Mas, bisa nambah ilmu dan perlu dicoba he...
      Coba kita kupas Mas…
      1.
      Di hidroponik yang model mengalir (NFT), masih ada bagian akar yang tidak terendam air, jadi akar masih bisa bernafas, sedangkan untuk model terendam penuh biasanya dipasang aerator yang fungsinya untuk akar bernafas.

      Dari video, air mengalir terus tapi hanya beberapa persen dari ketinggian talang (kalo saya gak salah liat), jadi masih ada media yang tidak terkena air secara langsung, dan disitulah mengapa akar tidak membusuk, karena masih ada ruang untuk bernafas.

      2.
      Untuk penyemaian, menurut saya memang ada kelebihan jika kita menyemai langsung ke media tanam, yaitu sejak awal, sejak biji mulai tumbuh, benih tersebut langsung menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya, dan seiring pertumbuhan, akar akan mencari sumber air, nutrisi, cahaya dan tentunya ruang untuk bernafas.

      Dari video, media tanam menggunakan batu zeolit dan kompos, media tersebut memiliki daya resap air yang tinggi dan tidak cepat kering, jadi meskipun air hanya mengalir beberapa centi, bagian atas masih tetap basah karena daya resap/kapilaritas. Jadi ketika kita menyemai secara langsung, biji tumbuh dengan baik, karena lingkungan yang kita bentuk sudah ideal.

      3.
      Melihat cara penyusunan media tanam, batu zeolit paling bawah adalah ukuran besar, itu kemungkinan untuk menjaga supaya air bisa mengalir secara lancar karena masih terdapat rongga yang besar.

      Itu Mas yang mungkin bisa saya bagikan, pokoknya nyantai aja Mas, mau nanya berkali kali juga boleh, saya ditanya juga tambah pinter lo he… Saya juga akan mencoba Mas… Info batu zeolitnya juga bermanfaat itu Mas…
      Ada tanggapan tulis aja Mas, biar pembaca yang lain juga tambah ilmu….
      Trimakasih Mas

      Delete
    4. Sip mas makasih banget atas penjelasan-nya. Lengkap banget. Sekarang tinggal pesan batu zeolit nya aja nih agak susah di tempat terpencil seperti saya hehe... Rencana sabtu ini akan saya coba 2 metode; yg dari blog ini dan dari bppt ntu.
      Kalau mas ada waktu untuk tes, boleh juga tuh ada semacam tabel hubungan antara luas kolam ikan + lpm pompa + luas media growbed + ukuran standpipe/bell siphon. Mungkin akan jadi proyek agak besar ya tapi kalau ada mas sudah punya beberapa data saya bisa buatkan grafik algoritma nya (maklum orang IT :p) berdasarkan data tersebut. Mungkin tabel data tersebut bisa membantu rekan rekan lain agar jadi semacam panduan untuk orang yang mau memulai hobi hidroponik mulai dari skala kecil (mini) sampai besar.

      Salam,
      Eko

      Delete
    5. Sama-sama Mas...
      wah berarti sudah mulai bergerak nih... mantep Mas, semakin banyak yang praktek nanti semakin banyak ilmu yang dibagikan....
      Kalo harus tes sepetinya modal besar itu Mas he...,
      gini aja... saya yakin sudah banyak yang mencoba akuaponik, semoga saja yang membaca blog ini mau berbagi data tentang pembuatan akuaponiknya, mulai dari luas kolam, jenis ikan, pompa yang dipakai, luas media tanam, jenis tanaman, dll, dengan seperti itu secara tidak langsung kita bisa mendapatkan banyak data, dari data2 itu bisa kita tarik kesimpulan yang mungkin nanti bermanfaat... Karena menurut saya benar juga apa yang disampaikan Mas Eko tentang data.
      Nanti akan saya coba tulis dalam bentuk data hal hal yang berkaitan dengan akuaponik saya, dan juga dari pembaca yang mau berbagi, termasuk punya Mas Eko nantinya.
      Ada yang lupa, sebenarnya ada teman kebetulan juga kenalan di blog ini beliau anak IPB yang sekarang sedang proses penelitian untuk skripsi tentang akuaponik, sampai sekarang kita masih selalu sharing, coba nanti saya tunjukkan masukan dari Mas Eko, siapa tahu bisa memberi inspirasi beliau..
      Terimakasih Mas...
      Salam Akuaponik...

      Delete
  2. apakah ini air nya mengalir terus dari pompa? atau dialiri sekali kali?
    untuk Bel shypon fungsi nya apa ya jika dialiri terus menerus ? kalau lihat teknik serkulasinya, berfungsi hanya pada pipa 1 yaitu aagar tinggi permukaan air maksimal di dapat (air tidk tumpah), untuk pipa kedua yg menggunakan selang aerator, fungsinya apa? misal kalau dialiri sekali kali, apakah air tetap akan surut ? dgn batas sesuai panjang pipa aerasi, kemana surut nya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. terus terang apabila saya lihat dari gambarnya. pertanyaan saya sama "misal kalau dialiri sekali kali, apakah air tetap akan surut ? dgn batas sesuai panjang pipa aerasi, kemana surut nya?". Persepsi saya begini.
      1. air surutnya dari mana? lobang pembuangan cuman satu yaitu ke kolam.
      2. kalau pompa mati berarti air tetap bisa surut sampai ke level aerator/titik terendah air surut lewat lubang "penentu titik tertinggi air pasang"?
      by the way.. tutor nya mantab.. salam makasih

      Delete
    2. Terimakasih Sebelumnya.
      Air memang mengalir terus menerus, tapi ketika kita mau mengaliri hanya sekali sekali, pastikan sistem sudah mengalami proses surut ditandai dengan aliran air yang begitu deras dari lubang pembuangan, saat proses tersebut terjadi kita bisa menghentikan aliran yang masuk, karenan air akan terus surut sampai titik terendah, tentu saja itu terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama, tergantung dari volume media tanam dan diameter lubang pembuangan.
      Lubang pembuangan memang hanya satu, akan tetapi ketika terjadi surut lubang tersebut akan akan dialirisi secara penuh dan debitnya lebih besar dari air yang masuk.
      Ketika listrik mati, posisi air tidak bisa ditentukan, jika terjadi listrik mati saat proses menuju pasang maka tidak akan surut, jika mati saat terjadi proses surut maka air akan tetap mengalir sampai level titik terendah.
      Sebenarnya ada vidio yang kami miliki, coba nanti kami kasih.
      Sekali lagi terimakasih, semoga bisa membantu.

      Delete
    3. minta tolong upload gambar seberapa panjang selang aerator soalnya persepsi saya selang bagian dalam tersebut panjangnya setara atau lebih dari verlop lubang pembuangan bawah.. sehingga sisa selang aerator ikut dimasukin lewat lubang titik pasang hingga ke pembuangan bawah terima kasih sebelumnya mas Eka.

      Delete
    4. Trimakasih Mas Eka.
      Untuk gambar sudah tersedia di "Upadate - Cara Membuat bell siphon", tepatnya pada bagian 2,
      atau mungkin link video ini
      http://www.youtube.com/watch?v=6NAsREryKmk
      semoga bisa membantu.
      Terimakasih Mas.

      Delete
  3. Terimakasih sebelumnya.
    Iya.. air dari pompa ke media akuaponik mengalir terus menerus 24 jam.
    Bell siphon berfungsi mengatur terjadinya pasang surut pada media tanam. Pipa 1 memang berfungsi untuk ketinggian maksimal, di samping itu, ketika air yang masuk pipa 1 sudah saling menutup (tidak ada udara luar masuk), air pada media akan tersedot (persis seperti menguras akuarium menggunakan selang), dan saat proses itu terjadi, debit air yang masuk ke kolam lebih besar dibandingkan dengan air yang masuk ke media tanam, sehingga akan terjadi surut.
    Pipa kedua dan pipa 1 saling melengkapi tidak bisa dipisahkan, jika pipa ke dua tidak ada, tidak akan terjadi surut, bisa di ibaratkan pipa 1 dan pipa 2 adalah sebuah selang.
    Ujung selang aerator itu nantinya yang akan menjadi batas air surut, karena udara dari luar bisa masuk melalui selang aerator. Ibarat kita menguras akuarium dengan selang, jika udara dari luar masuk terus menerus maka air akan berhenti mengalir.
    Air surut dan kembali menuju ke kolam, tentu air sudah lebih bersih dan kaya oksigen.
    Terimakasih…

    ReplyDelete
  4. terimakasih jawabannya pak, sudah dipraktekan, sipppp berfungsi, blognya sangat membantu...., prinsip mekanik grafitasi ya pak... ohya pak, debit pompa tentunya menentukan ya ?.... perbandingan pipa 1 dan pipa 2, sebaikanya 1:2 atau boleh 1 : besar dari 2 ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Mas/Mbak, ikut senang bisa berfungsi. Kalu ditanya prinsip, saya kurang paham, mungkin iya he… Atau mungkin ada pembaca yang lebih faham.
      Iya, debit pompa sangat berpengaruh sekali, terlalu besar atau terlalu kecil pasang surut mungkin bisa tidak terjadi.
      Pipa 2 bisa lebih besar mungkin bisa, tentu saja akan memakan tempat, akan tetapi kalo terlalu besar saya belum pernah mencoba, mungkin masih bisa. Atau Mas/Mbak bisa mencoba jika ada bahan, tentu hasilnya akan sangat membantu pembaca yang lain.
      Sekali lagi Terimakasih Mas/Mbak… Salam akuaponik Indonesia he...

      Delete
  5. sekedar berbagi pengalaman saja Om Nanang,
    untuk menjaga pH agar stabil, saya biasa menggunakan kulit telur atau batu kapur atau tulang.
    konon teorinya, proses nitrifikasi itu bersifat menurunkan pH. keasaman nya itu dinetralkan oleh
    Ca yang dikandung bahan2 tersebut. selain itu berfungsi juga menyuplai Ca untuk tanamanya
    sehingga dapat terhindar dari busuk ujung buah.
    semoga bermanfaat. terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah... terimakasih sekali Mas Maman, pengalaman yang sangat berguna.
      Nanti akan saya praktekan, kebetulan istri hobi makan telur, kulitnya bisa dimanfaatkan sekarang.
      Sekali lagi trimakasih banyak Mas Maman.

      Delete
  6. Pake ijuk kurang bagus sebagai media tanam mas nanang. Sepertinya tanaman kesulitan untuk perakaran. sekalian dikasih tahu istrinya mas Nanang.. Jangan banyak2 makan telurnya nanti bisulan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin kurang kuat buat pijakan ya Mas, sudah jadi mencoba Mas..? jodohnya buat filter mungkin.
      mungkin istri saya sudah baca sendiri masukan dari Mas ini he... Nanti saya sampaikan.
      Terimakasih Mas.

      Delete
  7. Assallam,, pagi mas nanang.. sebelumnya sy terima kasih banyak atas artikel aquaponiknya mas.. sdh sebulan belajar dr blog mas nanang dan sy mencoba "aquponik mini" milik saya (tiruan punya mas nanang) dgn sistem pasang surut.. Alhamdulillah berhasil mas, walaupun hanya kangkung doank mas.. He he he he.. Namanya juga coba2 mas..
    Nah skrg sy lg bikin pot dr papan dgn ukuran yg agak besar mas (200cm x 60cm).. Seandainya sy ttp menggunakan sistem pasang surut tanpa grow bed bisa gak mas..? batu2an itu hanya berfungsi utk pijakan tanaman saja atau juga berfungsi sbg bio filter.. Kalau sy menggunkan raft floating / rakit apung (sterofoam) dgn ttp adopsi sitem pasang surut bisa gak ya mas..? Soalnya kalau sy ttp menggunakan grow bed batu2an takutnya bebannya akan terlalu berat.. Di daerah saya blm ada hidroton mas.. Mau beli di jawa, lebih mahal ongkirnya drpd hidrotonnya.. Mohon pencerahan mas Nanang.. Sebelumnya terima kasih banyak mas.. Wassalam..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assallam.. Selamat sore Mas Eko..
      Wah... Terimakasih sekali Mas Eko sudah berkenan mengikuti blog saya ini, saya juga ikut senang ujicobanya berhasil. Gak papa kangkung, yang penting berhasil Mas, pasti nanti pengen yang lain he...
      Saya pikir tetep bisa Mas, berarti nanti dikasih plastik dan ada lubang untuk bell siphonnya, yang penting tidak bocor.
      Sebenarnya batu juga untuk filter, tapi tentu kurang maksimal menurut saya, karena kotoran akan banyak mengendap di media tanam kalo kita tidak melakukan pembersihan setiap kali panen tentu akan kurang baik juga.
      Kalo dari pengalaman akuaponik ikan koi, memang lebih baik kalo kita manfaatkan air kolam yang penuh nutrisi untuk tanaman, yang sebelumnya sudah melewati filter, itu dari pengalaman saya lo Mas he....
      Untuk rakit apung, saya kira bisa banget Mas, karena pada dasarnya akuaponik sama dengan hidroponik, yang membedakan hanya sumber nutrisi dan hasil panen.
      Saya mau menggunakan hidroton juga tidak kuat membelinya Mas he...., sekarang seadanya dulu yang penting hasilnya tetep Ok he...
      Terimakasih Mas Eko Ramadan..
      Wassalam...

      Delete
  8. pak izin nanya,
    sebelumnya maaf jika out of topic
    saya mau nanya,
    di rumah saya ada kolam ikan yang tidak terlalu besar(4x4x1)
    disampingnya ada kolam kecil (1x1x1) yang berfungsi untuk pompa air sekaligus sebagai filtrasi kolam, di kolam kecil ini biasanya tempat mengendapnya kotoran ikan, sya berencana untuk menanam sayuran secara terapung di kolam kecil itu, yang menjadi pertanyaan saya :
    1. Apakah bisa saya menanam dengan metode ini ?
    2. Apakah model penanaman sayuran tersebut termasuk akuaponik atau hidroponik ?
    3. Apakah sayuran dapat tumbuh walaupun tanpa diberi pupuk tambahan ?
    sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih sebelumnya...
      Tidak out of topic kok Mas/Mbak....
      Kolamnya termasuk besar juga, 2x ukuran kolam saya he..
      Coba saya jawab ya, tapi maaf kalo kurang memuaskan..
      1. Dengan metode terapung bisa, kalo tidak salah metode terapung ada 2 macam, metode yang terendam penuh dimana akar bernafas dengan bantuan aerator, satu lagi yang terendam sebagian, jadi masih ada akar yang tidak terendam gunanya untuk bernafas, dan yang terendam untuk mengambil nutrisi.
      2. Akuaponik sebenarnya gabungan antara bercocok tanam secara hidroponik dan beternak ikan, jadi kita menanam dengan metode metode hidroponik akan tetapi nutrisinya didapatkan dari kotoran ikan.
      3. Dari banyak yang telah mencoba,tentu bisa, dan saya pribadi juga sudah membuktikan, apa yang saya tanam di akuaponik sama sekali tanpa pupuk dari luar, hanya mengandalkan kotoran dan mungkin sisa makanan ikan.
      Mungkin demikian jawaban dari saya...
      Terimakasih Mas/Mbak...

      Delete
  9. mas maaf saya mau bertanya .. saya ada lahan untuk kolam ikannya kira kira ukuranya 3 x 4 meter mungkin akan saya bikin kolamnya nanti dengan ketinggian kolam 60 cm, yang saya tanyakan kira kira untuk ukuran kolam seperti itu berapa luas dan tinggi media tanam yang dapat saya buat untuk menanam secara hidroponik dengan luas kolam sebesar itu ?
    makasih sebelumnya atas sharring ilmunya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Mas….
      Kalo menurut teori, dengan volume 3x4x 0,6 m3, maka luas ideal untuk media tanam 36 m2, dengan kedalaman standart 30 cm.
      Tapi saya sendiri belum menerapkan teori itu, dalam artian teori yang ada hanya sebagai acuan supaya media yang yang saya buat tidak melebihi batas standart.
      Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, maaf kalo ada yang salah.
      Terimakasih Mas..

      Delete
  10. Assalamualaikum
    mas nanag
    Mantap .
    blognya.. dan penuh dengan penjelasan sehinga para pembaca mudah mengerti. .. Saya juga mau ikutan ah . cuman belum pahan tentang. pasang surut . kayaknya mudah kalau lihat dari potonya. saya belum paham cara kerjanya pasang surut. mohom penjelasannya ?


    terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Siang..
      Terimakasih Mas Budi, senang rasanya jika yang saya bagikan mudah untuk dimengerti, karena terus terang saya benar-benar tidak pandai menulis, apa yang saya alami itu yang saya tulis.
      Mari Mas ikut membuat, untuk cara kerja tentu menjadi masukkan bagi saya, coba nanti saya tulis tentang cara kerja dari bell siphon, mungkin dengan gambar bisa lebih jelas.
      Terimakasih Mas Budi.

      Delete
  11. Mas Nanang, yang anda tampilkan di laman ini sangat menarik dan menjadi pengalaman baru bagi saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Bapak.
      Senang rasanya bisa bermanfaat bagi yang lain.

      Delete
  12. selamat malam mas, mau tanaya, saya mau tanam brokoli untuk akuaponik, persemaiannya kan cukup lama,
    misalkan saya pakai rockwool apakah setelah benih tumbuh harus diberi pupuk selama persemaian tersebut?
    kemudian kalo harus pakeai pupyk apa?
    apakah semai dengan rockwool itu bagus atau ada yg labih baik dengan media lain?
    terimakasih mas :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat pagi Mas/Mbak..
      Jujur saya sendiri belum pernah mencoba menanam/melakukan pembenihan dengan rockwool, tapi saya pernah membaca tentang rockwool, jadi mungkin saya hanya bisa memberi sedikit saran untuk aplikasi di akuaponik.
      Pembenihan dengan rockwool untuk akuaponik memang ada kelebihannya, karena kita tidak perlu melakukan pencabutan tanaman, jadi kemungkinan tanaman akan mati jauh lebih kecil.

      Menurut saya, jika akan melakukan pembenihan dengan rockwoll bisa kita lakukan dengan 2 cara
      1. Kita melakukan pembenihan terpisah antara rockwool dengan media penanaman (akuaponik). Setelah biji yang kita letakkan/masukkan dalam lubang rockwoll sudah berkecambah langsung kita pindah ke media tanam bersama-sama dengan rockwoolnya, jadi kita tidak perlu menambah nutrisi karena benih dengan sendirinya mendapatkan dari air kolam. Hanya saja, saat kita mulai meletakkan biji ke rockwool sampai berkecambah (2-3 hari) kita perlu menjaga rockwool tetap dalam kondisi basah, sehingga biji bisa tumbuh.
      2. Kita bisa langsung meletakkan rockwool yang sudah kita isi benih ke dalam media tanam akuaponik, jadi dalam hal ini kita tidak perlu melakukan penyiraman karena rockwool dan biji sejak awal sudah berada dalam sistem akuaponik, kita hanya perlu memastikan bahwa penempatan yang kita lakukan sudah tepat.

      Menurut saya semai dengan rockwoll cukup bagus, karena akar tanaman bisa berkembang dengan sangat baik, dan untuk akuaponik sebenarnya dengan rockwoll sangat cocok.
      Di luar akuaponik, menyemai dengan tanah campuran pupuk kandang/kompos saya rasa tetap paling baik.
      Mungkin itu yang bisa saya bagikan, maaf kalo ada kekurangan....
      Terimakasih Mas/Mbak.

      Delete
    2. Semai normalnya kan harus sampai memiliki daun sejati, kira2 sampai umur 1 bulan, apakah akan ada masalah jika ddalam waktu tersebut terus pada rockwool?
      Terimakasih :)

      Delete
    3. Dalam hal ini rockwool hanya sebagai pijakan, jadi seolah olah rockwool adalah tanah tempat berdiri, dengan sejak awal kita meletakkan rockwool di media tanam akuaponik, pengairan dan nutrisi sudah langsung otomatis didapat dari air kolam. Seiring pertumbuhan, akar tanaman akan dengan sendirinya mencari celah pada rockwool untuk terus berkembang, akar tanaman akan berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan di akuaponik.
      Tentu berbeda jika kita melakukan pembenihan dengan rockwool tapi kita pisahkan, dalam artian tidak secara langsung kita letakkan di media tanam akuaponik, jika dilakukan seperti itu tentu kita yang harus menyiram setiap hari dan juga memberi nutrisi dari luar. Setelah cukup umur baru dipindah, bersamaan dengan rockwool.
      Terimakasih.

      Delete
  13. Semua artikel di blog ini saya suka..makasih mas nanang...semoga jadu ilmu yg bermanfaat dan mjadi amal pahala mas nanang...

    ReplyDelete
  14. Terima kasih sebelumnya mas Nanag, karena blog anda sangat menarik sekali dibaca untuk pemula yang mau mempraktekan aquaponik. Sebelumnya, saya mau minta saran dari mas. Bagaimana menentukan jenis pompa air yang pas untuk kita memulai praktek aquaponik ini? Sebagai contoh saya memiliki kolam ikan dengan ukuran 2,2 x 1,2 x 0,7 dengan tebar ikan nila kurang lebih sebanyak 35 ekor. Bagaimana pendapat mas Nanang?

    Terima kasih

    Hendra

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih juga Mas Hendra..
      Untuk ukuran pompa akuaponik memang harus diketahui volume kolam dan ketinggian media tanam. Karena volume kolam Mas Hendra 1,848 m3 atau 1.848 liter (kalo' tidak salah hitung he..), tentu dibutuhkan pompa yang mampu memutar seluruh air kolam dalam waktu 1 jam, jadi bisa digunakan ukuran pompa minimal 2000 liter/jam (L/H).. Tapi, karena untuk pengairan di media tanam, jadi perlu dilihat juga ketinggian yang mampu dijangkau oleh pompa tersebut, supaya pompa bisa bekerja maksimal.
      Itu patokan yang selalu saya gunakan Mas, untuk merk, itu terserah Mas Hendra he...

      Terimakasih Mas Hendra..

      Delete
    2. Terima kasih jawabannya mas Nanang. Saya lupa, untuk volume air yang saya isi di kolam ikan tingginya hanya sekitar 70cm dengan tebar ikan nila 35 ekor dan besarnya sekitar 3jari. Bagaiman mas kalo dengan kondisi kolam seperti itu? Dan satu lagi pertanyaan saya, menurut mas untuk rangkaian untuk menghisap air kolam beserta feses ikan, bagusnya seperti apa ya mas?

      Sebelumnya maaf banyak tanya, karena mau segera di praktekin.

      Terima kasih dan salam

      Hendra

      Delete
    3. Sama-sama Mas Hendra...
      Nah untuk ilmu kepadatan ikan saya tidak hapal Mas, tapi kalo dari pengalaman, yang kolam IBC, volume kolam saya kurang dari 1000 liter saya isi nila sekitar 30 an ekor masih cukup... IBC yang satunya saya kasih lele 150 lebih tapi masih proses berkembang..Kalo filter bisa maksimal, sistem bagus kepadatan tinggi tak masalah, apalagi ada tanaman tentu akan lebih baik.
      Untuk proses hisap, kita lihat kolamnya dulu Mas, kalo belum dibuat lebih baik mencari artikel tentang kolam. Tapi dari yang saya baca dan saya praktekkan, air masuk kolam dan air keluar harus bersebrangan itu akan lebih maksimal untuk sirkulasi air sekaligus penghisapan feses, dan perlu dilihat juga kemiringan dasar kolam supaya feses bisa mengalir ke arah hisapan air keluar....
      Untuk kolam fiber/plastik, sistem untuk filter, pemipaan, pengalaman saya tuangkan di artikel dengan judul "Update-Gubuk Akuaponik" nanti kalo kurang jelas bisa ditanyakan lagi Mas...

      Santai saja.. kita sama-sama belajar, dan terus mencari ilmu he...

      Terima kasih kembali Mas Hendra..

      Delete
    4. Terima kasih mas Nanang untuk informasinya. Sangat berguna. Saya coba pelajari terlebih dahulu. Sekali lagi terima kasih.

      Salam

      Delete
    5. Sama sama Mas Hendra, selamat berkreasi dan selamat menikmati akuaponik...

      Salam Indonesia Hijau..

      Terimakasih Mas Hendra.

      Delete
  15. Salam kenal mas Nanang.
    Terima kasih share ilmu aquaponik & hidroponiknya yang sangat bermanfaat sekali.
    Saya tertarik dengan aquaponik Ikan Koi, karena di rumah kebetulan ada kolam koi kecil (1.5x1.5x0.4m). Saya sedang mencobanya dijadikan aquaponik, tapi saya mengalami kendala di filter airnya. Saya menggunakan filter buatan dari gentong bekas (kapasitas 40 liter) di dalamnya saya isi dari atas sbb : Kapas filter - Bioball - Batu kali. Tetapi baru berjalan 1 minggu airnya jadi hijau, bagaimana cara membuat filter koi yang baik, mudah, murah dan menghasilkan air yang jernih? Kalau sistem filter koi-nya mas nanang seperti apa ya? Terimakasih sebelumnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih sebelumnya, dan salam kenal juga..
      Untuk filter saya menggunakan filter vegetasi, saya dulu dapatkan dari link ini http://www.o-fish.com/Filter/filter_vegetasi.php , nanti bisa dimodifikasi sendiri, mungkin bisa memakai tong tapi jangan terlalu kecil, karena dibutuhkan pengendapan.
      Kolam di tempat terbuka akan lebih sering mengalami hijau, karena kolam langsung terpapar sinar matahari, dan dari pengalaman selama 3 tahun, ternyata kolam akan lebih sering hijau pada saat musim kemarau dan suhu yang sangat panas.. kalo saya mengatasinya dengan menanam pepohonan disekeliling kolam, dan memberi tanaman rambat di bagian atas, jadi sinar yang masuk jadi berkurang, dan adanya pepohonan membuat suhu di sekitar kolam menjadi lebih stabil dan sejuk. Kalo belum bisa menghadirkan tanaman, bisa dipasang paranet yang agak rapat diatas 50%, itu pengalaman saya, tapi saya bukan ahli kolam/koi jadi kalo ada yang salah maaf.
      Nanti kalo sudah diaplikasikan filternya, air dari bak/tong filter terakhir bisa dialirkan untuk akuaponik Mas.
      Terimakasih..

      Delete
  16. untuk tanaman tomat, tidak perlu dari biji...terlalu lama sebaiknya dari stek cabang tanaman tomat dewasa saja...., untuk paprika belum dicoba apa bisa dg distek... (sugi, Bandung)

    ReplyDelete
  17. aslamualikum mas nanang,, terimkash telah berbgi ilmunya, semoga bermanfaat, rencananya mau meniru mas nanang nih hehehe,,
    kalau boleh saya tau kira kira yg ideal untuk jumlah tanaman dan jumlah ikan perbandigannya berapa ya mas,, duh bingung ni nanyanya hehehe, simplenya begini mas,, kalau kita nanam 1000 tanaman beraa ikan yg harus di pelihara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, mohon pencerahannya mas,
    mugkn kalau nanya masalah luas kolam saya cr referenis ke bagian perikannya berapa luas yg ideal untuk jmlah ikan sekian ekor..
    haturnuhun mas nanang mohon pencerahnnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsalam Pak/Bu.. Terimakasih sebelumnya...
      Wah pertanyaan yang sulit neh he..he.. Kebetulan saya pernah membaca sebuah artikel tentang akuaponik dan file itu masih saya simpan karena saya juga harus terus belajar untuk lebih memahami tentang akuaponik...
      Dalam artikel disebutkan,
      1. Untuk tanaman sayuran daun pemberian pakan 40-50 gr/hari untuk luas tanam1 meter persegi.
      2. Untuk tanaman buah, pemberian pakan 50 - 80 gr/hari untuk luas tanam 1 meter persegi.
      Nah dari acuan tersebut kita dapat memperkirakan, jika kita sudah memiliki kolam dengan kepadatan ikan ideal, kita tinggal menghitung berapa pakan tiap hari yang kita berikan, dari situ kita bisa memperkirakan luas tanam, tentu saja jarak tanam ideal..
      Peranan bakteri harus diperhatikan, jadi kita perlu "rumah" bakteri supaya berkembang dengan baik.
      Mungkin demikian Pak/Bu.. saya juga masih tahap belajar ...
      Terimakasih...

      Delete
  18. trmkash mas nanang saya coba lah dg metode seperti mas bilang,, kayaknya hrs banyk hitung menghitung nih dr luas kolam jumlah ikan jumlah tanaman dan jumlah pakan,, hehehe.....
    karna tuhan menciptakan semuanya dg perhitungan yg matang,, hehehe sukses terus mas semoga bermanfaat..amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Pak/Bu..
      Untuk hasil yang lebih baik mungkin memang harus hitung-hitungan dulu he...
      Amin... semangat selalu..
      Salam Hijau...

      Delete
    2. Ya,. Salam Hijau.. Merdeka..!!! hehehehe

      Delete
  19. Mas Nanang, gimana dengan ph air 8, masih dilanjut/dipertahankan apa diturunkan ph-nya, mohon penjelasannya! Matur suwun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Mas Sutriono
      Untuk PH 8 masih normal, naik turun diatas 7 masih dianggap normal Mas kalo terlalu jauh itu baru kurang baik, buat ikan maupun tanaman.. Tapi kalo mau lebih baik lagi dipertahankan di 7 Mas..

      Trimakasih

      Delete
    2. Matur suwun Mas, berarti untuk PH meter tetap diperlukan di aquaponik ya? tadinya saya ragu perlu gaknya ph meter tsb. Salam Merdeka 70 Tahun

      Delete
    3. Memang selama ini saya hanya menggunakan sekali saja, setelah itu hampir tidak pernah Mas, tapi kalo saran saya akan lebih baik jika punya dan bisa digunakan sewaktu waktu terjadi perubahan sesuatu entah pada tanaman atau ikan, rencana saya juga pengen punya yang digital he...

      Terimakasih Mas Sutriono.

      Delete
  20. bagus sekali nih gan, maksudnya filter supaya kotoran tidak masuk ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Gan Huda

      Iya Gan, karena air terus berputar jadi harus ada filter, dan hasil penguraian di filter bisa dimanfaatkan untuk tanaman sayur, dan efeknya untuk kolam air lebih jernih dan lumut berkurang banyak karena nutrisi sudah diserap sayuran.

      Trimakasih.

      Delete
  21. Selamat Siang Mas Nanang..

    Perkenalkan Saya Ali dari jakarta, kami sedang ada project untuk bikin kebun aquaponik di gili trawangan , lombok. sedang mencari konsultan aquaponik, jika mas nanag tertarik dapat email saya di alisukirman.h@gmail.com untuk pembahasan lebih lanjut.

    terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat siang Mas Ali.
      Trimakasih banyak untuk tawarannya, tapi mohon maaf sekali, ilmu yang kami miliki belum cukup untuk membangun sebuah project, ilmu kami masih sebatas akuaponik untuk lingkup keluarga.

      Sekali lagi trimakasih.

      Delete
  22. Mas Nanang emang oke bgt! Saya jadi semangat memulai memanfaatkan sisa lahan untuk tanaman bermanfaat krn lihat blog mas Nanang... Semoga semakin sukses

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Mas Rahman Athian, semoga pekarangannya menjadi lebih bermanfaat.

      Selamat berkebun.

      Delete