Ketika menulis artikel Membuat Akuaponik Yuk
beberapa tahun yang lalu, pengalaman kami masih sangat
sedikit, sehingga artikel tersebut kurang pas jika diterapkan dalam kondisi
tertentu, sebagai contoh, dari pengalaman kami dalam membuat Akuaponik Edisi
ke-2. Akuaponik Edisi ke-2 yang
kami bangun hanya mengalirkan air dari kolam langsung ke media tanam atau growbed dan karena ukuran growbed yang tidak terlalu besar/luas, sedangkan jumlah
ikan waktu itu cukup banyak, mengakibatkan terjadinya penumpukan kotoran ikan
di growbed.
Penumpukan kotoran ikan yang
terlalu banyak di growbed, dari pengalaman kami waktu itu, ternyata menimbulkan beberapa masalah
diantaranya,
1. Penyumbatan aliran air baik
di siphon maupun di celah antar batu sebagai media tanam sehingga sering
terjadi luber.
2. Pertumbuhan tanaman menjadi
terganggu bahkan mati karena aliran air sering terganggu.
3. Kesehatan ikan yang masih
kurang baik. Meskipun lebih baik dibandingkan dengan tidak adanya growbed, namun
masih sering terjadi kematian ikan walaupun jumlahnya lebih sedikit, hal ini
karena air dari growbed yang dikembalikan lagi ke kolam masih membawa kotoran dan kandungan amoniak yang cukup tinggi.
Sampai saat ini, kami masih
terus ber-akuaponik dan tak bosan untuk terus mencoba dan berkreasi karena kami benar-benar bisa merasakan dan
mendapatkan manfaat besar dari hasil ber-akuaponik walau itu bukan dari segi materi.
Memang, semua yang kami lakukan
tidak berjalan mulus, banyak sekali masalah yang harus kami hadapi mulai dari masalah
pengairan, media tanam, pertumbuhan tanaman, pompa dan masih banyak lagi. Kami
bersyukur dengan banyaknya masalah yang bisa kami rasakan, karena dengan cara
itulah kami akan terus berkembang.
Sejak mulai ber-akuaponik pada tahun
2012 hingga saat ini, tentu ada banyak
pengalaman berharga yang kami dapatkan dan pengalaman-pengalaman itu selalu
kami bagi dalam tulisan di blog ini sehingga harapan kami supaya bermanfaat
bagi orang lain, meskipun kami akui tulisan itu masih sangat sangat jauh dari
baik. Berangkat dari pengalaman itulah kami mencoba untuk menyempurnakan atau
menyambung artikel yang berjudul Membuat Akuaponik Yuk.
Jika pada artikel yang berjudul
Membuat Akuaponik Yuk untuk membuat akuaponik pasang surut sederhana ada 5 hal
yang harus dipenuhi yaitu,
1. Kolam ikan.
2. Pompa
air.
3. Bak/wadah
untuk menanam (grow bed).
4. Media
tanam.
5. Siphon (bell siphon, siphon apung, dll. )
maka
pada Artikel Membuat Akuaponik Yuk #2, ada komponen lain yang harus ditambahkan
supaya akuaponik menjadi lebih baik, yaitu
filter.
Filter terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Filter
Mekanik.
Filter
mekanik berfungsi untuk memisahkan material padat dari air, baik kotoran ikan, sisa
pakan, akar tanaman, dll., sehingga material tersebut tidak terbawa aliran air
saat menuju ke tahap berikutnya. Ada banyak metode atau model filter mekanik,
namun kami lebih memilih dengan proses pengendapan menggunakan tong atau wadah
kosong. Meskipun tidak bisa memisahkan material padat secara sempurna, namun
dengan proses pengendapan tersebut, setidaknya dapat mengurangi material padat dalam
jumlah besar sehingga air menjadi lebih bersih. Ada beberapa metode atau cara dalam
proses mengendapkan material padat seperti swirl filter yang kami terapkan di akuaponik ibc, radial flow, vortex ,
dll. ( silahkan mengetikkan keyword metode-metode yang telah kami
sebutkan untuk mendapatkan banyak informasi yang berguna untuk membangun filter mekanik tersebut).
Dari
pengalaman (bisa dibaca artikel berikut), kotoran yang telah mengendap lama sengaja tidak kami buang, kami biarkan
lama di tong pengendapan sampai akhirnya menggumpal dan terapung, dan setelah mengapung
inilah baru kami ambil dan kami manfaatkan untuk tanaman yang kami tanam di tanah.
Kami memang punya pengalaman menarik untuk hal ini, yaitu ketika awal kami membangun
akuaponik, endapan di tong dalam jangka waktu sekitar 2 minggu kami kurangi, namun
yang terjadi justru tanaman kemudian sedikit menguning, setelah mengamati kejadian
itu kami mencoba membiarkan kotoran yang mengendap bahkan sampai 6 bulan lebih,
dan yang terjadi justru tanaman menjadi lebih baik. Sampai sekarang hal itu masih kami lakukan dan sistem tetap dalam kondisi baik, baik ikan maupun tanaman.
2. Filter
biologis.
Filter
biologis berfungsi menghilangkan atau mengurangi amoniak dari air dengan
bantuan bakteri khususnya pengurai amoniak. Amoniak dihasilkan oleh ikan
terutama lewat insang dan dari sisa pakan yang tidak dimakan.
Dua
bakteri yang berperan sebagai pengurai amoniak adalah bakteri nitrosomonas sp, dan bakteri nitrobakter sp. Nitrosomonas berperan mengubah amoniak
menjadi nitrit, dan nitrobakter berperan mengubah nitrit menjadi nitrat. Karena
sifat bakteri tersebut melekat pada suatu benda, maka dalam wadah yang akan
digunakan sebagai filter biologis perlu dimasukkan benda atau media sebagai
tempat melekat bakteri, seperti ijuk, pecahan genting, batu split, bioball,
kaldness dll.
Dalam akuaponik, proses akhir yang berupa nitrat
inilah yang diserap dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Namun, dari pengalaman yang telah kami sampaikan
di bagian filter mekanik tentang pengendapan, kami percaya bahwa di dalam wadah
bak pengendapan juga terjadi proses penguraian atau perombakan marerial padat dan hasil perombakan
dari material padat tersebut juga bermanfaat bagi tanaman.
Dalam
membangun akuaponik, kami lebih banyak atau senang menggunakan sistem pasang
surut dengan menggunakan media tanam, hal itu karena menurut kami, dengan sistem
tersebut bisa terjadi proses filter ganda. Proses filter pertama terjadi pada wadah
atau tong yang memang kita bangun khusus untuk filter, sedangkan proses filter kedua
baik mekanik maupun biologis terjadi secara tidak langsung di growbed. Adanya proses
pasang yang terjadi di growbed, membuat material padat yang masih terbawa akan mengendap,
hal itu terbukti ketika kami melakukan pembongkaran pada akuaponik ibc , di situ terdapat banyak sekali
endapan kotoran yang terkumpul. Adanya media tanam dalam growbed tentu akan bermanfaat
juga sebagai tempat untuk bakteri pengurai amoniak melekatkan diri hal ini karena
sifat yang dimilikinya.
Mungkin
karena filter ganda inilah yang membuat ikan kami selalu sehat, meskipun kami tidak
pernah melakukan pengurasan bahkan lebih dari 1, 5 tahun untuk akuaponik kolam koi kami, Sampai
saat ini, semua ikan dalam kondisi baik bahkan tingkat kematian sangat kecil, bisa
dikatakan 0 %, kalaupun mati itu akibat listrik mati sampai lebih dari 4 jam.
Sampai sekarang kami selalu mengandalkan filter, dan kami tidak menambahkan bahan apapun dari luar selain pakan ikan dan hasilnya tetap bagus.
Sampai sekarang kami selalu mengandalkan filter, dan kami tidak menambahkan bahan apapun dari luar selain pakan ikan dan hasilnya tetap bagus.
![]() |
Seledri di akuaponik ibc. |
![]() |
Tomat cherry di akuaponik kolam koi II. |
![]() |
Tomat cherry di akuaponik koi II dari sudut lain. |
Salam Akuaponik
Wana Wana
hai om saya mengikuti postingan om di kaskus dan akhirnya tergerak untuk bikin aquaponik dirumah, ternyata memang mengasikan saat ini saya sedang menanam kangkung,,sawi,,bayam,,tomat,,cabe rawit,,selada,,bawang merah,,bawang daun sudah mulai tumbuh mudah2an bisa panen :D terima kasih om untuk ilmunya
ReplyDeleteTrimakasih Mas,
DeleteWah.. amin terus dipertahankan dan dikembangkan Mas, meskipun hasilnya mungkin tidak seberapa tapi sangat bermanfaat untuk pemenuhan gisi dan kesehatan keluarga, yang penting tidak menyerah meskipun gagal.
Terimakasih kembali Mas.
om Nanang maaf itu yang di gubuk aquaponic kena sinar matahari langsung berapa jam sehari yah?
DeleteKira-kira sekitar 5 jam antara jam 10-3 karena bagian timur terhalang tembok 2 lantai, bagian barat juga terhalang tembok tinggi...
DeleteMaaf sy mau tanya kenapa mas nanang selalu pilih model pasang surut? ada pengalaman dgn model lain?
ReplyDeleteTrimakasih sebelumnya..
DeleteMengapa saya lebih memilih pasang surut tentunya ada beberapa alasan antara lain
1. Pasang surut dengan media tanam, cocok untuk segala macam tanaman karena kondisi yang dibangun mirip dengan penanaman secara konvensional (media tanah).
2. Dengan sistem pasang surut dan media, growbed juga berperan sebagai filter ke-2 baik pengendapan maupun biologis hal ini akan membuat ikan di kolam jauh lebih sehat, karena air akan melewati filter lebih lama.
3. Dengan sistem pasang surut yang dibantu siphon, debit air yang masuk ke kolam akan menjadi lebih besar meskipun debit yang masuk ke growbed hanya kecil dan itu baik untuk ikan sekaligus dapat digunakan untuk mendorong kotoran masuk filter.
4. Dengan pasang surut, kita juga bisa memasukkan cacing ke dalam growbed tersebut dan itu juga berdampak baik bagi tanaman karena kita tahu kotoran cacing sangat baik bagi tanaman dan cacing2 tersebut makan dari kotoran padat yang terbawa sampai ke growbed.
Itu beberapa alasan utama, dan dari pengalaman selama ini, ikan ikan kami hidup sehat bahkan tingkat kematian bisa dibilang 0%, ikan sakit dll., sangat jarang kami temui, kalopun pernah itu pada saat awal kami membeli benihnya, dan jika ada yang mati beberapa ekor itu terjadi saat listrik mati hampir setengah hari dan itu terjadi pada ikan jenis tertentu saja seperti tawes.
Untuk penanaman model lain pernah seperti DFT dan menara dan itu juga saya bagikan di blog ini. Ke depan saya juga ingin mengembangkan model lain hanya saat ini terkendala lahan dan sinar matahari karena kebun kami sudah tertutup bangunan 2 lanti dari arah timur.
Demikian sedikit penjelasan dari kami semoga bermanfaat.
Trimakasih.
Thanks atas penjelasannya yang panjang lebar...ditunggu model lainnya gan
Deleteterimakasih. info ny menarik.
ReplyDeletemau tanya kira2 ikan apa saja yg baik untuk sitem akuaponik?
Trimakasih kembali Mas Maulana.
DeletePAda dasarnya ikan apa saja baik, tapi dari yang pernah saya baca, ikan lele, nila, koi, dll...
Trimakasih.
Nice Sharing Mas.. Kami lagi mencoba mengembangkan Produk Aquaponic menggunakan Panel Surya dan Timer untuk menagtur waktu penyiraman akar tanaman, apa timer yg kami gunakan ini sama fungsi kerjanyanya seperti siphon (pasang surut) mas?
ReplyDeleteTrimakasih Mas Jogie..
DeleteWah mantap pake panel surya, ke depan keinginan saya bisa berakuaponik dengan panel surya.
Kalo menurut saya kok agak beda sedikit ya Mas,
kalo timer cenderung mengatur waktu penyiraman yang berkala dengan debit yang cenderung sama, tapi tetap ada proses basah dan kering tapi cenderung seperti air mengalir saja saat pompa hidup.
Untuk bell siphon memang mirip seperti timer karena prosesnya berkala sama seperti timer ada waktu jeda tapi selama proses itu, di growbed terjadi proses pasang dan surut, saat proses pasang tentu terjadi proses filter biologis dan terjadi proses penyerapan nutrisi, dan saat proses surut terjadi proses pernafasan tanaman dan debit yang masuk ke kolam jauh lebih besar dari air yang masuk ke growbed berbeda dengan timer yang konstan.
Mungkin bisa dikombinasi dengan timer dan growbed menggunakan sistem pasang surut.
Demikian Mas, maaf kalo ada salah dari apa yang saya utarakan.
Trimakasih.
malm mas,sy trtarik dgn postingan mas.ada pertanyaan ni kalo pake sistem pasang surut apa perlu di tmbah filter yg lain mas?trm ksh
ReplyDeleteSelamat pagi Mas Takhmid...
DeletePerlu Mas, Selain kolam lebih bersih yang berdampak pada ikan yang lebih sehat, penguraian amoniak juga lebih maksimal. Jika hanya mengandalkan pasang surut di growbed tentu tidak maksimal, belum lagi jika jumlah ikan banyak, pasti akan berakibat buruk. Pasang surut lebih difokuskan pada tanaman supaya tidak terendam terus menerus yang bisa mengakibatkan kematian. Jadi dari pengalaman selama ini, saya berkesimpulan filter itu wajib.
Trimakasih.