Saturday, 14 November 2015

Update-Akuaponik Kolam Koi II

Setelah mencoba menggunakan media arang kayu, dan mencoba memahami 'rumah' bakteri, akhirnya kami memutuskan untuk mengganti media tanam di akuaponik kolam koi. Kali ini kami mencoba menggunakan media pasir malang dan pecahan batu. 
Untuk pasir malang dari kesan pertama memang ada keunggulan yaitu ringan, seperti memiliki rongga-rongga, dan ketika dicoba mengaliri air, air dengan cepat bisa meresap dengan baik. Menggunakan media pasir malang menjadi lebih mudah dalam melakukan penanaman, selain itu melakukan pembibitan dari biji bisa langsung dilakukan karena biji tidak akan hanyut. 


Media pasir malang


Media kerikil berlapis.


Seiring waktu, kendala muncul, pasir malang mulai 'seret', di aliran masuk air menjadi tergenang akibat kotoran yang mulai menyumbat, selain itu lumut juga mulai tumbuh. Tentu ini akan menjadi masalah, sehingga mencari solusi yang lebih baik. 


Aliran air mulai terhambat kotoran
dan mulai ditumbuhi lumut.


Dari masalah yang kami hadapi dengan media pasir malang, kami akhirnya mencoba dengan lapisan berlapis dan aliran air pun kami modifikasi supaya aliran bisa langsung mengalir ke lapisan bagian bawah termasuk kotoran yang dibawanya. Media berlapis yang kami maksud adalah, 
1. Lapisan paling bawah diisi media ukuran yang agak besar sekitar 1-2 cm, tujuannya supaya endapan bisa terkumpul di lapisan bawah lebih banyak.
2. Lapisan tengah diisi media yang ukurannya lebih kecil.
3. Lapisan atas diisi pasir kasar, dalam hal ini bisa menggunakan pasir malang atau kerikil halus.

Karena sistem yang dibangun menggunakan sistem pasang surut, maka air pasang hanya menyentuh lapisan atas bagian bawah, sehingga permukaan tidak terlalu basah, dan saat disemai dari biji di lapisan atas, bisa tumbuh dengan baik. 


Lapisan berlapis


Untuk aliran air, kami memasang pipa yang bisa mencapai lapisan bawah, sehingga aliran air yang membawa kotoran halus bisa langsung mencapi lapisan bawah, dan endapan tidak lagi menghambat di permukaan.


Dipasang pipa sampai lapisan bawah, debit air
 juga bisa terlihat.


Sampai sejauh ini, untuk lapisan berlapis semua berjalan baik, tidak terjadi genangan air dan lumut yang tumbuh. Kami prediksi, memang akan ada kendala suatu saat nanti saat membongkar growbed, tapi itu biarlah menjadi sebuah cerita tersendiri nanti.




Oh..iya, untuk diketahui, adanya akuaponik, air kolam koi kami menjadi lebih jernih dan itu terjadi secara stabil, bahkan dampak panasnya elnino tak berpengaruh, air tetap jernih.


Jernih terus bertahan


Kami hanya ingin berbagi, semoga ada manfaatnya.

Trimakasih.

18 comments:

  1. pipa yg dialiri air modelnya kaya perisai bukan Mas St Nanang? nebak-nebak aja.Salam sukses selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beberapa ada yang seperti itu Pak, yang di growbed IBC, tapi untuk yang ini pipa hanya sampai di lapisan ke 2 jadi tidak Pak.....
      Salam kembali sukses selalu Pak.

      Delete
  2. mau nanya mas nanang.kenapa harus ada pasang surut air.sepenting apa, dan apa pengaruhnya jika tidak ada pasang surut? saya tunggu jawabannya mas.terima kasih sebelumnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih Mas Ferry Ico..
      Sebenarnya ada banyak sistem, tapi saya lebih suka dengan pasang surut, karena ada beberapa alasan, tapi alasan yang kuat menurut pandangan saya sampai saat ini,( mungkin suatu saat berubah karena sistem terus berkembang)
      dengan pasang surut, jenis tanaman yang kita tanam jauh lebih banyak, karena sistem ini menjamin tanaman bisa leluasa bernafas saat terjadi surut, dan juga leluasa menyerap nutrisi saat proses pasang. Saat terjadi surut, debit air yang masuk ke kolam menjadi lebih besar, hal ini tentu akan baik untuk ikan karena ketersediaan oksigen lebih banyak, selain itu, besarnya debit yang masuk ke kolam, juga bisa saya manfaatkan untuk mendorong kotoran di dasar kolam ke arah pipa pengendapan..
      Tidak pakai pasang surut juga tidak papa Mas..

      Demikian Mas, jika masih ada yang kurang akan saya tambahkan..

      Trimakasih.

      Delete
  3. untul bahan lapisan bawah,tengah dan atas menggunakan media apa saja pak?apakah dari pasir malang semua yang di ayak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua menggunakan kerikil yang diayak dengan ukuran yang berbeda, kalo semua dengan pasir malang nanti akan ada banyak kotoran yang menyumbat terutama dibagian aliran masuk.

      Trimakasih.

      Delete
  4. salam aquaponik
    pak nanang mohon pencerahannya...
    saya ingin membuatkan orangtua saya kebun aquaponik,karena kebetulan ada kolam ikan yang nganggur buatan alm ayah saya..setelah baca artikel pak nanang banyak metode dari bpk dengan kelebihan dan kekurangan yang telah dijelaskan seiring dengan waktunya.saya jadi bingung pak,kalau saya coba-coba,keuangan saya mepet pak,jadi tolong bapak kasih tau model yang telah berhasil sampai saat ini buat pak nanag.Maaf kalau bersedia tolong dibuatkan skemanya dari awal sampai akhir.terimakasih dan maaf merepotkan pak nanang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih..
      Memang saya melakukan banyak coba coba, tapi jika di runut dari awal, semua pada akhirnya akan menuju ke satu titik yang nanti dapat ditarik kesimpulan, tapi sampai saat ini belum berani karena belum stabil.
      Mungkin bisa dikirim email Mas, nanti coba saya buatkan skemanya..

      Trimakasih.

      Delete
  5. Selamat malam pak Nanang...saya yang menulis komentar diatas,tertanggal 9 desember 2015
    untuk email saya bolobolobala76@gmail.com
    terimakasih untuk pak Nanang atas respon positif dari bpk.
    ditunggu skemanya njih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama..
      Apakah email saya sudah sampai..
      Trimakasih.

      Delete
    2. Mau nanya pak nanang. Sy budi, dri bima, NTB. Sy sngat terinspirasi dgn tulisan pak nanang. Dua bulan yg lalu sy mulai membuat sistem aquaponik di rumah. Aquaponiknya menggunakan sistem NFT,berupa pipa paralon 3 inci yg dilubangi dan diletakkan netpot di dlmnya. Media tanamnya sy pke rockwool. Kolam ikannya berupa aquarium kaca berukuran 150 X 75 cm. Utk prmulaan, sy cba tanam selada, tpi seminggu kemudian mati. Sy brpikir mungkin tidak cocok dgn cuaca dsni. Lalu sy coba lgi tanam sawi. Hasilnya sama. Sy blum mnyerah, lnjut lg tanam tomat, tapi tetap mati. Yg terakhir sy tanam kangkung. Awalnya tampak subur. Tapi hanya bertahan 2 minggu, dan kangkung pun mulai layu. Stlah sy amati, smua tanaman yg sy tanam memiliki gejala yg sama. Mreka tidak bisa brthan hidup melebihi 2 minggu, dan pada minggu kedua akar tanaman tiba tiba busuk lalu menghilang. Kira2 apa yg salah dri aquaponik sy..?? Mhon pencerahannya pak nanang...

      Delete
    3. Trimakasih & salam kenal Pak Budi, maaf baru bisa membalas baru menikmati liburan he...

      Memang ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi masalah dan ini tidak mudah untuk ditelusuri apalagi akuaponik yang benar-benar lebih kompleks permasalahannya. Jika melihat tanaman selain kangkung, bisa jadi akibat air yang berlebihan sedangkan pasokan oksigen kurang,mungkin bisa dilihat lagi seberapa dalam rockwallnya terendam air.. Jika kita sebelumnya melakukan pembenihan di luar akuaponik, dan ketika mencoba memindah ke akuaponik bisa jadi akibat penempatan akar yang kurang tepat sehingga semua akar seolah2 terendam itu bisa membuat busuk tanaman apalagi slada, sawi,tomat...
      Tetapi jika kangkung bisa tumbuh dan akhirnya mati juga itu agak sulit dideteksi, karena kangkung termasuk tanaman air. Pertanyaannya, apakah akuaponik yang Bapak bangun menggunakan filter & pengendapan, berapa jumlah ikan yang ada di akuarium... hal ini penting diketahui, karena jika jumlah ikan banyak dan air dari akuarium langsung dialirkan ke pralon tentu di pralon justru akan banyak endapan yang belum terurai akibatnya justru banyak penyakit akibat tingginya amoniak yang bisa mematikan tanaman. Dan bagaimana dengan posisi tanaman apakah bisa mendapatkan sinar matahari dengan baik, karena kebutuhan sinar sangat diperlukan, jika tidak lambat laut tanaman akan mati juga.
      Coba di cek dahulu Pak, akan bisa kita telusuri masalahnya jika kita bisa mendapatkan data yang lebih detail.

      Trimakasih..

      Delete
    4. terimakasih atas pencerahannya pak Nanang... memang benar pa kata pak nanang, ternyata saya tidak menggunakan filter dan pengendapan pada kolam ikannya, dan mengalirkan air secara langsung dari kolam ke pipa paralon. setelah saya buka, ternyata paralon penuh dengan endapan kotoran. mengenai jumlah ikan, untuk sementara ini saya menempatkan 30 ekor ikan nila ukuran sedang, volume air kolam 150 liter, pemberian pakan berupa pelet 4 kali sehari @ 50 gram.. sinar matahari cukup baik, karena disini termasuk daerah panas. Saya sudah melihat lihat postingan pak nanang mengenai pembuatan filter dan pengendapan. tapi penjelasan mengenai pengisi filternya masih kurang jelas. kalau bisa, mohon infonya pak, kira kira bagaimana struktur filter yang paling bagus dan apa saja material pengisi filter yang baik dan benar.. (maaf klo merepotkan).. (^_^)

      Delete
    5. Jika tidak menggunakan filter memang bisa, namun dalam wadah tanam (growbed)harus menggunkan media sebagai rumah bakteri dan sistem yang cocok adalah pasang surut, tapi dalam jangka waktu yang tidak lama wadah tanam akan cepat penuh banyak kotoran, yang nanti akan berpengaruh negatif pada ikan dan tanaman.
      Untuk sistem NFT memang harus disediakan filter, sehingga air yang dialirkan ke peralon sudah mengandung nutrisi yang langsung diserap oleh tanaman. Untuk media filter itu bisa apa saja Pak, karena bakteri yang hidup di dalam filter sifatnya menempel pada sebuah benda, memang akan lebih baik jika ukuran media tidak terlalu besar sehingga permukaan yang dapat ditempeli oleh bakteri semakin banyak, tapi juga tidak boleh terlalu lembut karena akan mudah tersumbat. Jika bapak mau membeli bisa memakai bioball yang memang khusus didesain untuk rumah bakteri di dalam filter, atau bisa juga kaldnes Pak.
      Demikian Pak, jika ada yang masih kurang bisa ditanyakan, santai saja kok Pak, dengan ditanya saya juga semakin tambah pinter hehe...
      Trimakasih...

      Delete
  6. Salam kenal pak, sy lina ibu rumah tangga. Sudah lama saya tertarik dgn tulisan bapak ttg aquaponics. Tapi saat itu saya belum punya kolam ikan. Sekarang sudah ada kolam, saya masih bingung dengan filter dan media tanam. Bisakah filter dan media tanam memakai sabut kelapa dan arang batok kelapa. Maaf ya pak sy memang awam banget, jadi belum ngerti sama sekali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Ibu Ummu Zahra, trimakasih berkenan mampir...
      Untuk filter dan media tanam memakai sabut kelapa kurang pas Bu, karena perlahan-lahan bisa membusuk dan hancur. Untuk media di filter bisa dipilih yang tidak mudah hancur,seperti dari bebatuan, genting, kalo yang mirip sabut bisa digunakan ijuk, atau kalo mau beli namanya bioball, karena fungsinya untuk tempat bakteri menempel.. Untuk arang batok kelapa kalo digunakan untuk filter takutnya malah terjadi penyumbatan.

      Santai saja Ibu, ndak papa, justru saya juga senang, tapi maaf kalo balasnya agak lama ...

      Delete
  7. Terima kasih jawabannya, jgn bosan klo saya bertanya lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Bu... saya usahakan tidak Bu... he...he....
      Tentu saja enggak Bu... yang penting praktek ya Bu, nanti pasti akan ditemukan banyak ilmu.
      Trimakasih

      Delete